Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) akan turut membantu pemerintah dalam mengentaskan permasalahan stunting di Indonesia. Kurangnya asupan gizi sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak alias stunting masih menjadi salah satu permasalahan serius di tanah air.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan penurunan angka stunting di Indonesia sebesar 3,8% per tahun. Hal ini dilakukan agar target percepatan penurunan stunting 14% di 2024 yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo dapat tercapai. Berdasarkan hasil survei, angka stunting tahun 2022 di Indonesia masih 21,6%.
Direktur Utama Hassana Boga, Lutfiel Hakim mengatakan, NAYZ telah menyelesaikan relayout dan penambahan mesin di pabrik existing yang berlokasi di Taman Tekno, Tangerang Selatan.
Tahun ini, perusahaan berfokus memproduksi dan memasarkan makanan organik untuk bayi ini menargetkan kapasitas produksi meningkat lebih dari 100%. "NAYZ juga sedang menjajaki salah satu proyek dengan nilai yang cukup signifikan, dan dalam waktu dekat NAYZ bekerja sama dengan salah satu BUMN akan membuka Warung Gizi yang memberdayakan para UKM-UKM binaannya." kata Lutfiel Hakim dalam keterangannya, Selasa (28/2).
Dia bilang, pihaknya aktif membantu Pemerintah dalam mencegah stunting, bekerjasama dengan Puskesmas, Posyandu, organisasi, komunitas ibu-ibu, hingga sosialisasi gizi dan nutrisi anak. Perusahaan bekerjasama dengan Dompet Duafa menjalankan sebuah proyek di NTT untuk menyelesaikan masalah stunting. Produk NAYZ digunakan oleh dokter yang sedang bertugas di sana untuk menangani stunting.
Lutfiel mengklaim bahwa produk Nayz telah memenuhi kualitas 4 bintang (karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan serat) karena berbahan baku beras dan sayur organik, protein hewani seperti daging sapi dan ikan, serta penambahan premix sebagai pelengkap micronutrient, dan jauh dari kategori makanan ultra proses.
Seperti diketahui, NAYZ merupakan pendatang baru di di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan melantai di bursa dengan berhasi mengumpulkan dana Rp 51 miliar.
Tahun ini, perusahaan membidik pendapatan Rp 43 miliar. Sementara dari sisi bottomline, emiten pendatang baru ini menargetkan laba bersih setelah pajak sebesar 13% sampai 15% dari pendapatan. “Kami sangat optimistis bisa tercapai karena trennya juga terus naik. Kami berharap bisa lebih dari itu,” terang Lutfiel sebelumnya.
Target kinerja ini akan dicapai NAYZ dengan berfokus ke pengembangan pasar serta new channel secara internal seperti akselerasi pasar dengan teknologi.
Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa kepentingan. Pertama, sekitar Rp 4,21 miliar akan digunakan oleh NAYZ untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik.
Kedua, sekitar Rp 30 miliar akan digunakan NAYZ untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News