Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) terpasang sampai dengan 2023 sebesar 13,15 GW atau 13.155 MW. Pembangkit bersih ini didominasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
Plt. Direktur Jenderal EBTKE Jisman P. Hutajulu mengatakan, pemerintah berkomitmen terus meningkatkan pemanfaatan EBTKE dalam rangka mewujudkan energi bersih dan berkelanjutan.
"Peningkatan pemanfaatan EBTKE merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan menjaga kelestarian lingkungan," ujar Jisman pada saat konferensi pers capaian kinerja subsektor EBTKE tahun 2023 di Jakarta, Kamis (18/1).
Berdasarkan data Ditjen EBTKE, PLT EBT yang beroperasi komersial (Commercial Operation Date/COD) di sepanjang 2023 sebesar 539,52 MW dengan rincian 57,42 MW PLTP (Panas Bumi), 96,47 MW PLTBioenergi, 94,76 MW PLTA, dan 290,69 MW PLTS.
Baca Juga: Dibanding Energi Fosil, Tarif Pajak Konsumsi Listrik dari EBT Seharusnya Lebih Rendah
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sampai dengan 2023 sebesar 3.322 MW dengan kenaikan rata-rata sekitar 6% per tahun.
Secara kumulatif, realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT sampai 2023 mencapai 13.155 megawatt (MW) atau 13,16 GW.
Perinciannya, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 154,3 MW, PLTS (ground mounted, terapung & atap) sebesar 573,8MW, PLT Bio (biomassa, biogas, sampah) 3.195,4 MW, PLTP (panas bumi) sebesar 2.417,7 MW, PLTA sebesar 6.784,2 MW dan PLT Gas Batubara sebesar 30,0 MW.
Melalui realisasi tersebut, bauran energi primer dari EBT nasional baru mencapai 13,09%.
Nah di 2024, Kementerian ESDM memprediksi bauran energi primer dari EBT akan naik menjadi 19% yang akan dikejar melalui berbagai upaya yakni penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 730,6 MW hingga pemanfaatan biodiesel 12,5 juta kL.
Kementerian ESDM juga menggenjot pembangunan infrastruktur EBTKE berbasis APBN, dengan rencana pengembangan yaitu PLTS Terpadu 12 unit, PLTMH 5 unit, PLTM dengan skema multi years contract 1 unit, dan revitalisasi pembangkit EBT sebanyak 5 unit.
Adapun investasi EBT yang dibidik senilai US$ 2,62 miliar di tahun ini atau naik cukup signifikan dari realisasi 2023 yang senilai US$ 1,48 miliar.
Baca Juga: PLN Berniat Suntik Mati PLTU Suralaya 3 dan 4
Jisman menjelaskan, untuk mendorong peningkatan investasi di subsektor EBTKE, pemerintah akan melakukan berbagai upaya.
Pertama, mendukung fasilitasi dan diskusi peningkatan investasi dengan pemangku kepentingan dari pihak pemberi dana, seperti PT Sarana Multi Infrastruktur, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, dan lainnya.
Kedua, bekerja sama dengan mitra kerja sama asing untuk memfasilitasi pendanaan dan peningkatan bankability proyek-proyek EBTKE.
Ketiga, penyelenggaraan dan partisipasi pada forum-forum internasional, seperti World Hydropower Congress (WHC), International Indonesia Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE), Indo EBTKE Conex, IPOC.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News