kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapuas Prima Coal (ZINC) sudah menyerap belanja modal Rp 98 miliar


Kamis, 26 September 2019 / 16:43 WIB
Kapuas Prima Coal (ZINC) sudah menyerap belanja modal Rp 98 miliar
ILUSTRASI. PT Kapuas Prima Coal Tbk


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 10 juta untuk tahun ini. Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra William mengatakan hingga September 2019 belanja modal tersebut sudah terserap Rp 98 miliar.

Ia bilang, sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur tambang yakni kebutuhan terowongan bawah tanah sekitar Rp 70 miliar. "Sisanya dialokasikan untuk peralatan dan perlengkapan tambang termasuk peralatan safety di terowongan bawah tanah," tuturnya, Rabu (25/9).

Baca Juga: Ketidakpastian UU Minerba Membuat Saham Emiten Batubara Lesu premium

Pada semester II tahun ini, ZINC ini sedang memaksimalkan terowongan bawah tanah yang sudah ada untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi ore di tahun ini.

Sebagai informasi, ZINC membidik produksi 450.000 ton ore pada 2019. Selain memaksimalkan produksi, ZINC melanjutkan ekplorasi di wilayah baru.

Untuk kegiatan eksplorasi ini, ZINC menyiapkan dana sebesar US$ 30 juta. "Sumber dana didapatkan dari profit usaha dan beberapa sumber peminjaman," tambahnya.

Hendra menambahkan jumlah cadangan sekarang ini sekitar 6,2 juta ton ore. Menjelang akhir tahun ini, ZINZ juga mengawal pembangunan smelter seng untuk mencapai tingkat kemajuan fisik pembangunan lebih dari 50%.

Baca Juga: ZINC optimistis capai target produksi 2019

Hendra menilai, dengan membangun fasilitas pemurnian timbal (Pb) dan seng (Zn) di Indonesia, maka ini menjadi pionir untuk jenis komoditi tersebut sehingga akan membuka peluang besar bagi tambang-tambang kecil dengan komoditi sejenis di Indonesia untuk bisa bertahan dengan menjual ore mereka ke perusahaan.

"Tentunya dengan meningkatnya sumber cadangan dapat kami tingkatkan pula kapasitas pabrik pemurnian kami ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×