kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ZINC optimistis capai target produksi 2019


Rabu, 25 September 2019 / 19:53 WIB
ZINC optimistis capai target produksi 2019
ILUSTRASI. PT Kapuas Prima Coal Tbk ZINC


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk percaya diri mampu mencapai target produksi sepanjang 2019.

Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal, Hendra William menyampaikan jumlah produksi ore sampai Agustus 2019 sebesar 260,975.46 ton. "Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ada peningkatan sekitar 30%," ujarnya pada Kontan, Rabu (25/9).

Baca Juga: Narada Asset Management merekomendasikan buy saham Kapuas Prima Coal (ZINC)

Hendra melanjutkan pihaknya optimis untuk mencapai target produksi ore sebesar 450,000 ton sampai tutup tahun ini. Dengan produksi yang bertumbuh, ia memproyeksi total pendapatan penjualan hingga kuartal 3 tahun ini bisa menyentuh Rp 660 miliar hingga 700 miliar.

Sebagai informasi, emiten berkode saham ZINC ini berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 521,80 miliar pada kuartal 3 2018.

Meski begitu, mereka juga harus menghadapi tantangan yakni penurunan harga komoditi sejak dua bulan yang lalu. "Tantangan sekarang harga komoditi yang sejak 2 bulan lalu menjadi volatile di mana harga zinc sudah turun hampir 15%," tambahnya.

Akan tetapi, sambungnya, dari segi nilai penjualan perusahaan masih dapat terbantu dengan meningkatnya harga perak dari US$ 15 per ozt menjadi US$ 19 per ozt. "Sedangkan untuk harga timbal masih cenderung stabil sehingga imbasnya tidak terlalu besar," kata Hendra.

Baca Juga: Harga mineral Juli turun, begini tanggapan pengusaha mineral

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Hendra mengaku sudah menyiapkan beberapa strategi. Salah satunya perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melakukan hedging terhadap harga komoditi.

"Ini mengingat beberapa bulan terakhir terjadi volatilitas harga yang disebabkan oleh perang dagang antara US dan China," jelasnya.

Hendra menambahkan ZINC sedang bernegosiasi dengan beberapa buyer besar salah satunya Glencore untuk melakukan kontrak jual beli jangka panjang sehingga bisa meminimalisir volatilitas harga komoditi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×