Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Sementara untuk PT Timah Tbk., Orias mengatakan bahwa perusahaan plat merah berkode emiten TINS itu diminta mengawal proyek smelter ausmelt. Proyek senilai US$ 80 juta itu dirancang memiliki kapasitas 40.000 ton Sn, dan ditargetkan bisa rampung pada Semester II 2021.
Selain itu, Orias bilang bahwa TINS juga diminta untuk merampungkan kajian teknis dan keekonomian dalam pengembangan mineral tanah jarang yang akan menjadi proyek jangka panjang holding pertambangan. "Kita lihat keekonomiannya seperti apa, cara mengambilnya bagaimana, kan lama itu harus riset dulu," sebutnya.
Baca Juga: Harga aluminium bisa bergerak ke US$ 2.000 setelah kesepakatan dagang AS-China
Orias memastikan, proyek-proyek hilirisasi tambang anak-anak usaha MIND ID bisa dikawal sesuai jadwal. "Semua anak usaha ada proyek. Jadi kita pastikan, proyek-proyek itu jalan," tegas Orias.
Adapun, untuk kelancaran proyek-proyek hilirisasi tersebut, belanja modal alias capital expenditure (capex) konsolidasi MIND ID dianggarkan sekitar Rp 25 triliun di tahun 2020. Menurut Orias, jumlah itu tak jauh beda dari capex tahun lalu.
Orias bilang, hampir seluruh anggaran capex itu bersumber dari pendanaan pihak ketiga. "Maksudnya pihak ketiga itu bisa pinjam, bisa juga bermitra," ungkap Orias.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News