Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Selanjutnya, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memiliki paling banyak proyek strategis. Dua proyek adalah proyek gasifikasi batubara, yakni kongsi bersama Pertamina dan Air Product di Peranap, serta proyek di Tanjung Enim yang bekerjasama dengan Pertamina, Pupuk Indonesia dan Chandra Asri.
Dalam catatan Kontan.co.id, PTBA akan fokus pada proyek gasifikasi untuk menghasilkan produk dimethylether (DME) di Tanjung Enim. Pada tahun ini, proyek tersebut memasuki tahap detail konsep desain atawa front end engineering design (FEED), lalu masuk pada tahap engineering procurement construction (EPC) yang ditargetkan rampung di akhir 2021. Proyek ini ditargetkan bisa rampung pada 2023 atau 2024.
Selain dua proyek gasifikasi, PTBA juga memiliki proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang Sumsel 8. Pembangkit berkapasitas 2 x 620 Megawatt (MW) ini ditargetkan bisa beroperasi komersial pada tahun 2022.
Proyek strategis kelima adalah smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI). Proyek yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga ini ditargetkan bisa rampung pada 2023.
Baca Juga: Aktivitas tambang sebabkan banjir longsor di Lebak, ini penjelasan Antam
Keenam, proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) berkapasitas 1 juta ton yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek yang digarap oleh PT Inalum (Persero) dan Antam ini ditargetkan bisa rampung pada 2021.
Orias bilang, proyek ini sedang dalam proses penyiapan lahan dan ditargetkan sudah bisa peletakan batu pertama di Semester I tahun ini.