kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kayan Hydro Energy (KHE) Memulai Konstruksi Proyek PLTA di Sungai Kayan Tahun Depan


Rabu, 22 Desember 2021 / 20:27 WIB
Kayan Hydro Energy (KHE) Memulai Konstruksi Proyek PLTA di Sungai Kayan Tahun Depan
Direktur Utama PT Kayan Hydro Energy (KHE) Andrew Suryali (kanan) dan Direktur KHE Khaerony usai memaparkan proyek pembangunan PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Bulungan, Kalimantan Utara.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kayan Hydro Energy (KHE) bakal memulai konstruksi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, tahun depan.  

Direktur Operasional KHE, Khaerony mengatakan, nantinya kelima bendungan ini akan digunakan untuk memasok listrik ke Kawasan Industri Hijau dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning-Mangkupadi. “Pembangunan PLTA ini direncanakan berjalan beriringan dengan pembangunan kawasan industri itu,” ujar Khaerony dalam acara konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/12).

Kawasan Industri Hijau Tanah Kuning dikelola oleh PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PII) dan PT Indonesia Strategis Industri (ISI). ISI sendiri memiliki hubungan afiliasi dengan KHE.

Sebelumnya, ISI telah melakukan MoU dengan berbagai tenant yang akan masuk di dalam kawasan industri hijau PT ISI; antara lain PT Nickel Industri Indonesia, PT Prime Steel Indonesia, PT General Battery Indonesia, PT First Hydrogenics Indonesia, PT Green Ammonia Indonesia, PT Indonesia Emobil Industri dan Joint Venture Co. (yang diinvestasikan oleh Shandong Xinhai Technology Co. ltd). 

Secara total, 5 bendungan yang akan dibangun untuk memasok listrik ke tenant-tenant yang sudah masuk ke kawasan industri hijau. Total kapasitas pembangkitan listrik dari kelima bendungan ini mencapai kurang lebih 9.000 megawatt (MW). Perinciannya, Bendungan I akan memiliki kapasitas sekitar 900 MW, Bendungan II 1.200 MW, Bendungan III 1.800 MW, Bendungan IV 1.800 MW, dan Bendungan V 3.300 MW.

Baca Juga: Kayan Hydro Energy bangun PLTA Kayan Cascade senilai US$ 17,8 miliar

Total investasi untuk kelima bendungan diproyeksikan kurang lebih US$ 17,6 miliar. Direktur Utama KHE, Andrew Suryali mengatakan, investasi US$ 17,6 miliar ini akan memanfaatkan modal perusahaan dan juga pendanaan dari perbankan. Komposisinya yakni sekitar 15%-20% berasal dari modal perusahaan, sedang sisanya pinjaman perbankan.

“Kami sudah mengamankan pendanaan perbankan dari dalam negeri maupun dari luar negeri,” tutur Andrew pada sesi acara yang sama.

Sejauh ini, KHE sudah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Bendungan I belum lama ini. Dengan IPPKH yang sudah didapat, pengerjaan konstruksi untuk Bendungan I yang  investasinya sekitar US$ 2,8 miliar ini direncanakan dimulai tahun 2022 dengan target operasi komersial alias commercial operation date (COD) di tahun 2026. Sebelum IPPKH keluar, KHE sudah melakukan pekerjaan pra konstruksi persiapan pembukaan jalan dan sebagainya di luar kawasan yang memerlukan IPPKH. 

Baca Juga: PT Kayan Hydro Energy terus mengembangkan industri hijau dan energi hijau

Sementara itu, bendungan-bendungan lainnya direncanakan bisa mulai dikerjakan di tahun-tahun berikutnya dengan target interval COD 2 tahun antara bendungan yang satu dan lainnya. Singkatnya, jika bendungan I ditargetkan COD di tahun 2026, maka bendungan II ditargetkan bisa memasuki tahapan COD di tahun 2028, Bendungan III 2030, dan seterusnya agar bisa sinkron dengan kebutuhan listrik tenant-tenant di kawasan industri hijau. Sejauh ini, KHE masih menanti terbitnya IPPKH untuk Bendungan II-V. 

“Untuk bisa melakukan ini kami harus bisa memulai kerja (konstruksi) paling lambat untuk di Bendungan II paling lambat 2 tahun setelah (konstruksi) Bendungan I (dimulai). Itulah sebabnya kami sangat memerlukan penyelesaian yang tepat waktu dari  perizinan IPPKH,” tutur Khaerony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×