kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Kebun rakyat Seruyan, Kalteng didorong raih STDB


Rabu, 09 November 2016 / 08:34 WIB
Kebun rakyat Seruyan, Kalteng didorong raih STDB


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BANGKOK. Upaya menciptakan industri kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang menjalankan praktik berkelanjutan didorong lewat standar yang diterapkan Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Sebagai referensi kepada importir, standar RSPO juga digunakan pasar ekspor secara global.

Sebagai produsen CPO yang memiliki lahan kebun sawit yang luas, wilayah-wilayah di Indonesia masih banyak harus berbenah untuk bisa mendapatkan sertifikasi tersebut. Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah misalnya, ditunjuk menjadi salah satu lokasi percontohan pendekatan inovatif di tingkat yuridiksi untuk sertifikasi minyak sawit berkelanjutan. Pendekatan yang dijalankan lebih fokus kepada pemberdayaan petani dan perlindungan daerah yang memiliki nilai konservasi tinggi.

Sudarsono, Bupati Seruyan Kalimantan Tengah bilang, pemetaan lokasi dan masalah yang dilakukan bekerja sama dengan Institut Penelitian Inovasi Bumoli (Inobu) telah mencapai sejumlah pencapaian. Salah satunya, hingga saat ini, 2.560 petani kecil dengan luas lahan 6.713 ha telah dipetakan dan dalam proses pendaftaran Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) juga proses untuk mendapat legalitas hak tanah.

"Hingga Oktober 2016, pemerintah daerah (Pemda) telah mengeluarkan 50 STDB dan akan terus bertambah ke depannya," ujarnya, Selasa malam (8/11).

Saat ini masih sekitar 82% kebun rakyat di Seruyan berada di kawasan hutan. Belum ada petani yang memiliki lahan dalam kawasan konservasi. Adapun produksi lahan swadaya milik rakyat masih relatif kecil, 12 ton-15 ton tandan buah segar (TBS) /ha/tahun.

Targetnya, Pemda akan meningkatkan produksi hingga 20 ton TBS/ha/tahun dalam beberapa tahun ke depan, seiring menambah kawasan konservasi bagi petani. Ini untuk mengurangi lahan di kawasan hutan yang rawan terjadi kebakaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×