kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebutuhan gula mentah Indonesia naik pada 2014


Selasa, 10 Desember 2013 / 09:04 WIB
Kebutuhan gula mentah Indonesia naik pada 2014
ILUSTRASI. Kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan membawa sentimen positif bagi emiten properti./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2022.


Reporter: Noor Muhammad Falih, Handoyo | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Impor gula mentah atau raw sugar untuk industri makanan minuman bakal meningkat di tahun depan. Di tahun ini, impor gula mentah mencapai 3 juta ton. Tahun depan, kebutuhan impor gula mentah diperkirakan mencapai 3,2 juta ton.


"Kebutuhan impor gula mentah cenderung untuk meningkat 5% sampai 8%," ujar Suryo Alam, Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) kepada KONTAN, Minggu (8/12).


Kenaikan jumlah impor, dipicu oleh kenaikan konsumsi makanan dan minuman. Terlebih, di tahun 2014 adalah tahun politik penyelenggaraan pemilu. Namun, jumlah perkiraan kebutuhan gula mentah tersebut bisa berubah. "Kalau nanti kurang, impor akan kita evaluasi awal Semester II tahun depan, sekitar bulan Juli," kata Suryo.


Namun demikian, Pemerintah hingga kini belum menetapkan kuota impor gula mentah untuk tahun depan. Kata Suryo, kuota impor gula mentah tersebut baru akan dibahas pada rapat hari ini, Selasa ini (10/12).


Soemitro Samadikoen, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan proyeksi kebutuhan impor gula mentah oleh AGRI terlalu besar. Berdasarkan perhitungan Soemitro, di tahun ini saja, Indonesia sudah kelebihan stok gula rafinasi sebesar 1,5 juta ton.


Jika ditambah dengan impor tahun depan, stok gula rafinasi akan semakin melimpah. Dampaknya, gula rafinasi akan meluber ke pasar gula konsumsi. “Jika akan ada kuota impor sebesar 3,2 juta ton, saya prediksi kelebihan gula rafinasi pada tahun depan bisa mencapai 2,2 juta ton,” ujar Soemitro.


Soemitro memprediksi kebutuhan gula rafinasi untuk industri makanan minuman hanya 2,3 juta ton sampai 2,4 juta ton. "Kementrian Perdagangan (Kemdag)seharus nya menghitung ulang kebutuhan gula rafinasi nasional, jangan menggunakan kontrak pembelian tetapi transaksi," ujar Soemitro.


Harga gula naik


Tahun depan, Suryo memprediksi, beberapa produsen gula akan menaikkan harga jual gula rafinasi. Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Prediksi dia, tahun depan, kenaikan harga gula rafinasi bisa mencapai 10%.


Saat ini, harga gula rafinasi dipatok di kisaran Rp 10.000 hingga Rp 10.500 per kilogram (kg). Dengan kenaikan 10%, harga gula rafinasi berada di kisaran Rp 11.000 hingga Rp 11.550 per kg di 2014. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×