Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Adi Wikanto
PURWAKARTA. Musim kemarau panjang tak menimbulkan krisis produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.
Sebab PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) telah memiliki sistem manajemen air yang memantau ketersediaan air sepanjang tahun.
Sebagaimana diketahui, fenomena musim kemarau panjang di Indonesia beberapa bulan terakhir ini sempat mengganggu produksi listrik di beberapa PLTA milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Sumatera.
Namun hal ini tak menimpa PLTA Cirata milik anak usaha PLN tersebut.
"Kami punya sistem manajemen air yang menjaga kecukupan ketersediaan debit air supaya tak menggangu proses produksi listrik," kata Iwan Ridwan, Supervisor Manajemen Risiko PT PJB, Rabu (14/10).
Iwan mengatakan PT PJB memiliki alat untuk mengukur debit air.
Selain, masa curah hujan tinggi dimusim hujan mampu disimpan di waduk yang menjadi sumber tenaga utama PLTA Cirata.
"Debit maksimum dari masing-masing 8 turbin yang ada mampu mencapai 135 M3/detik," ujar Iwan.
PLTA Cirata sejuah ini memiliki 8 turbin dan memiliki kapasitas pembangkit 1.008 Mega Watt (MW).
Masing-masing turbin mampu menghasilkan 126 MW.
Dengan kapasitas yang ada, PLTA Cirata mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 Gwh pertahun yang kemudian disalurkan ke jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News