kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan Bisnis Tenaga Surya, Indika Energy (INDY) Butuh US$ 250 Juta hingga 2025


Selasa, 05 April 2022 / 06:15 WIB
Kembangkan Bisnis Tenaga Surya, Indika Energy (INDY) Butuh US$ 250 Juta hingga 2025


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) terus mengembangkan potensi energi terbarukan, khususnya tenaga surya di Indonesia. EMITS menargetkan dapat meraih kontrak pemasangan hingga 500 MWp hingga 2025 mendatang. Manajemen Indika memproyeksikan belanja modal yang dibutuhkan untuk mendukung target ini sekitar US$ 250 juta. 

Sedikit kilas balik, EMITS yang didirikan pada Maret 2021 merupakan perusahaan patungan antara Indika Energy dengan pengembang tenaga surya dari India, Fourth Partner Energy (4PEL). 

Adapun Fourth Partner Energy dimiliki secara mayoritas oleh The Rise Fund yang merupakan social impact fund terbesar di dunia. 

Perusahaan patungan yang fokus menggarap portofolio energi baru dan terbarukan (EBT) ini dibuat sebagai salah satu perwujudan diversifikasi bisnis untuk mengejar target 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050. 

Vice President Director and CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan, kemampuan dan kompetensi Fourth Partner Energy yang telah berkiprah selama lebih dari 10 tahun membantu Indika untuk terus mengembangkan potensi energi surya di Indonesia. 

Baca Juga: IHSG Dibuka Naik 0,5%, Cermati Saham-Saham Rekomendasi Analis, Senin (4/4)

"Hal ini tentunya merupakan bagian dari upaya Indika Energy dalam mendukung transisi energi nasional dan meningkatkan daya saing industri energi terbarukan di Tanah Air," jelasnya saat ditemui di Jakarta, Senin (4/4). 

Sejalan dengan itu, EMITS menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan solar PV sebesar 80 MWp – 100 MWp di tahun 2022 dan 500 MWp pada 2025. 

Untuk mendukung target tersebut, Azis mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 50 juta khusus untuk mengejar target kontrak pemasangan 100 MWp di tahun ini.

Adapun untuk target di 2025 nanti, Azis memproyeksikan Indika membutuhkan belanja modal sekitar US$ 250 juta. 

Azis menjelaskan, saat ini EMITS melayani berbagai skema bisnis pemasangan pembangkit energi surya. "Namun, skema bisnisnya lebih banyak sewa sehingga capex lebih banyak disiapkan oleh EMITS sendiri," ungkapnya. 

Direktur Utama dan CEO EMITS Yovie Priadi mengatakan, untuk mencapai target ini, EMITS menyasar segmen industri, komersial, dan utility. 

"Kami bekerjasama dengan berbagai pihak swasta maupun pemerintah, termasuk PLN," ujarnya. 

Hingga saat ini, EMITS telah memperluas portofolionya melalui pemasangan solar photovoltaic (PV), pengembangan pelabuhan berkelanjutan (green port), hingga pembangunan PLTS hybrid kombinasi solar PV dengan baterai berkapasitas terbesar di Indonesia. 

Baca Juga: Ini Penopang Laba Bersih Indika Energy (INDY) yang Mencapai US$ 57,7 Juta

Pengembangan PLTS hybrid ini banyak ditujukan untuk remote area yang hanya bisa mengakses listrik menggunakan genset. 

"Kami menyebutnya hybrid karena dikombinasikan antara solar PV, baterai, dan diesel. Kami menyediakan solusi ini untuk memberikan listrik bersih dan cost yang lebih kompetitif dibandingkan menggunakan diesel sebagai sumber tenaga pembangkit," jelasnya. 

Sejauh ini pada Maret 2022, EMITS menandatangani perjanjian dengan PT Mangole Timber Producer yang merupakan bagian dari Sampoerna Kayoe Group untuk membangun PLTS ground-mounted berkapasitas 12 MWp dan sistem baterai 3 MWh di wilayah operasional Sampoerna Kayoe Group yang berlokasi di Mangole, Maluku Utara. Saat ini kapasitas baterainya merupakan yang terbesar di Indonesia. 

Di masa yang akan datang, Yovie tidak menampik bahwa EMITS akan membuka peluang mengembangkan portofolio bisnis ke sumber energi lainnya seperti angin, hidro, hingga geothermal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×