Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Perdagangan memperbaharui pejabat atase perdagangan (Atdag) dan pimpinan kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di 18 negara. Pergantian tugas pejabat itu diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar ekspor Indonesia di berbagai negara.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri tertanggal 23 Maret 2011 dan Surat Keputusan Luar Negeri tertanggal 24 Agustus 2011, sebanyak 18 pejabat Kementerian Perdagangan yang mendapat tugas baru itu.
Pejabat atdag, Kepala ITPC, dan Wakil Kepala ITPC itu meliputi Ni Made Ayu Marthini (Atdag Washington DC, Amerika Serikat), Lulu Husein (Atdag Riyadh, Saudi Arabia), Iriana Trimurty Ryacudu (Atdag Copenhagen, Denmark), R. Sulistya Widayanta (Atdag Ottawa, Kanada), Syamsul Bahri Siregar (Atdag Jenewa, Swiss), Vivianto Tampubolon (Atdag Manila, Filipina), dan Daniel A. Mewengkang (Atdag Madrid, Spanyol).
Selanjutnya, Bachtiar Pangaribuan (Atdag Roma, Italia), Ida Rustini (Atdag Bangkok, Thailand), Sumber Sinabutar (Kepala ITPC Milan, Italia), Pontas Parsaoran Tobing (Kepala ITPC Lagos, Nigeria), dan Rosiana Christina Frederick (Kepala ITPC Osaka, Jepang).
Lalu, Eko Priyantoro (Wakil Kepala ITPC Osaka, Jepang), Rusmin Amin (Kepala ITPC Budhapest, Hongaria), Franciska Simanjuntak (Wakil Kepala ITPC Budhapest, Hongaria), dan Rita Tri Mutiawati (Wakil Kepala ITPC Johanesburg, Afrika Selatan).
Juga, Dewi Rokhayati (Wakil Kepala ITPC Dubai, Persatuan Emirat Arab), dan Faried W. Rachman (Wakil Kepala ITPC Busan, Korea).
Pergantian pejabat itu, menurut Atdag Washington DC Ni Made Marthini, merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia di berbagai negara. Apalagi, saat terkena krisis Indonesia terpaksa menutup semua kantor Atdag dan ITPC. Tepat 2006 setelah Indonesia membaik untuk melakukan kegiatan perdagangan maka semua kantor Atdag dan ITPC yang berjumlah 23 unit itu dibuka kembali.
Nantinya, pejabat Atdag dan ITPC itu akan memperpendek birokrasi ekspor nonmigas, membantu diversifikasi pasar nontradisional (pasar baru di negara berkembang) dan diversifikasi produk, serta penyederhanaan perizinan investasi. "Ini adalah inti strategi kita meningkatkan pangsa pasar ekspor Indonesia di dunia," ucapnya.
Apalagi, saat ini pangsa pasar ekspor Indonesia di dunia masih sekitar 1,2%. Meningkat tipis dari pangsa pasar ekspor tahun lalu sebesar 1%. Namun, Atdag Roma Italia Bachtiar Pangaribuan menegaskan, peningkatan pangsa pasar ekspor Indonesia di berbagai negara tidak dapat terjadi dalam waktu singkat.
Setidaknya, investasi baru yang berimbas pada peningkatan pangsa pasar ekspor akan bisa terasa dalam waktu 5 -10 tahun. Sebab, calon investor itu biasanya membandingkan peluang pasar investasi dan harga produk di berbagai negara. Barulah setelah menemukan harga cocok, sekitar 5 tahun kemudian, calon investor baru datang untuk bernegoisasi. "Jadi jangan harap kita datang ke sana langsung ada peningkatan ekspor. Sebab, ini upaya jangka panjang," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News