Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pelemahan kinerja ekspor kuartal I membuat Kementerian Perdagangan (Kemdag) mulai melakukan evaluasi target ekspor tahun 2012 ini. Sebagaimana diketahui, target ekspor Indonesia tahun ini dipatok sebesar US$ 230 miliar.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengaku, belum bisa memastikan apakah target ekspor akan direvisi atau tidak. “Kalau nanti hasil kuartal II sama dengan kuartal I maka itu (koreksi) merupakan hal yang realistis untuk diterapkan,” terang Bayu, Selasa (8/5).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, adanya pelemahan surplus perdagangan pada kuartal I-2012 dibanding surplus perdagangan kuartal I-2011. Surplus turun dari US$ 7,5 miliar pada kuartal I 2011 menjadi US$ 7 miliar pada kuartal I tahun ini.
Sementara itu, defisit perdagangan meningkat dari US$ 3,5 miliar pada kuartal I-2011 menjadi US$ 5,8 miliar pada kuartal I-2012. “Posisi dan situasi global memang berat. Kami mendapat tugas untuk betul-betul mencermati hal ini,” terang Bayu.
Ia memaparkan, ada sepuluh negara tujuan impor non migas Indonesia yang mencatatkan defisit perdagangan. Sepuluh negara itu adalah China, Thailand, Jepang, Australia, Swedia, Rusia, Korea, Prancis, Argentina dan Kanada. Total defisit Indonesia dengan sepuluh negara tersebut mencapai US$ 5,8 miliar.
Sementara, surplus Indonesia terjadi dengan sepuluh negara tujuan ekspor non migas, yaitu India, Belanda, Malaysia, Amerika Serikat (AS), Filiphina, Spanyol, Turki, Bangladesh, Pakistan dan Uni Emirat Arab, dengan total surplus sepuluh negara itu sebesar US$ 7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News