kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemen PU bangun pengendali banjir sepanjang 289 km


Senin, 25 November 2013 / 15:30 WIB
Kemen PU bangun pengendali banjir sepanjang 289 km
ILUSTRASI. Pelepasan ekspor produk olahan PT Panca Mitra Multiperdana ke pasar global,?Jumat (4/12/2020).


Sumber: Kompas.co | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) memastikan telah melakukan revitalisasi berupa pembangunan dan pemeliharaan sarana pengendalian banjir serta pengamanan pantai guna menghadapi musim penghujan.

Moch Hasan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU memaparkan tahun ini beberapa langkah antisipasi pengendalian banjir yang sudah dilakukan adalah dengan membangun prasarana pengendali banjir sepanjang 298,77 km, rehabilitasi prasarana pengendali banjir sepanjang 182,13 km, serta operasi dan pemeliharaan prasarana pengendali banjir sepanjang 2.100 km.

“Pembangunan ini memperluas dampak luas lahan yang dilindungi menjadi sebesar 26.704 hektar. Pembangunan Sarana dan prasarana ini dilakukan merata di seluruh wilayah rawan banjir seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua,” ujarnya akhir pekan lalu.

Untuk antisipasi banjir yang disebabkan air laut pasang, pengamanan pantai dan abrasi dilakukan pembangunan prasarana pengamanan pantai sepanjang 87,19 km, rehabilitasi prasarana pengamanan pantai sepanjang 4,87 km dan pemeliharaan prasarana pengamanan pantai sepanjang 62,1 km.

Dengan direvitalisasinya sarana antisipasi banjir ini diharapkan potensi banjir pada musim penghujan tahun ini di daerah rawan banjir dapat ditekan.

Saat ini diidentifikasi terdapat sembilan daerah rawan banjir yaitu, DKI Jakarta, Kali Bengawan Solo (Jawa Tengah, Jawa Timur), banjir lahar dingin Merapi (Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta), daerah Jratunseluna (Jawa Tengah), banjir lahar dingin Semeru (Jawa Timur), Sungai Citarum (Jawa Barat), Gunung Bawakaraeng (Sulawesi Selatan) dan kawah Gunung Ijen (Jawa Timur). (Bambang Priyo Jatmiko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×