Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menjajaki kerjasama rute penerbangan dengan India dan Rusia. Jika terealisasi, maskapai dari kedua negara bisa saling melayani angkutan penumpang berdasarkan asas timbal balik (resiprokal).
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S. Gumay, untuk rute ke India setidaknya ada dua maskapai nasional yang berminat menerbanginya. "Mandala dan Batavia mau ke India, sementara maskapai sana yang mau ke Indonesia salah satunya Jet Air," kata Herry, (27/4).
Herry bilang, pemerintah kedua negara sudah memiliki kerjasama resiprokal. Tapi kerjasama itu sudah kadaluarsa, sehingga harus diperbaharui.
Februari lalu, Direktur Angkutan Udara Tri S. Sunoko memastikan Jet Airways asal Mumbai, India, tertarik membuka rute baru ke Indonesia. Dia bilang, peluang maskapai India kembali membuka izin penerbangan ke Indonesia. Pasalnya, India masih memiliki slot penerbangan yang tidak digunakan sejak Air India tidak lagi terbang ke Indonesia.
Menurut Tri, rute menuju kota besar semacam Bombay dan Calcutta bisa langsung diterbangi maskapai Indonesia. Tapi rute kota lainnya, seperti ke Madras dan Chennai, harus dilakukan perjanjian kembali.
Bagi maskapai India, kota yang boleh langsung dituju di Indonesia adalah Jakarta. Sementara untuk ke Denpasar harus ada perjanjian lagi.
Sementara dengan Rusia, Herry mengaku telah mengirimkan satu tim ke Rusia dua hari lalu untuk menyempurnakan rancangan kerjasama. "Garuda dulu pernah ke sana, tapi saat ini belum ada rencana. Tapi ada maskapai carter Rusia yang ingin terbang reguler ke Indonesia," tambah Herry.
Awal bulan ini, Wakil Menteri Transportasi Rusia Andrew Medosekov mengungkapkan keinginan salah satu maskapai Rusia, TransAero membuka penerbangan berjadwal ke Indonesia. Selama ini TransAero hanya melayani rute Moskow-Denpasar dengan penerbangan sewa.
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanudin mendukung upaya pemerintah melakukan update kesepakatan penerbangan dengan dua negara tersebut. "Pasar penumpang ke Rusia dan India memang besar. Tetapi jumlah penumpang yang bepergian dari dan ke Indonesia menuju sana sangat sedikit," kata Tengku.
Gentur Putro Jati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News