Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan belum mengerti pasti rencana bisnis PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang kabarnya akan melayani penerbangan umrah ke Jeddah tahun ini.
Dirjen Perhubungan Udara, Kemenhub, Herry Bakti mengatakan, Kemenhub pun tidak bisa asal memberikan izin terbang ke Jeddah. Butuh perizinan yang menyangkut otoritas Saudi Arabia.
"Pertama izin ke Saudi. Kan ada prosesnya, kita kirim surat melalui Kemenlu ke Saudi bahwa ada tambahan airlines kita. Ini bilateral. Jadi enggak bisa langsung kita kasih izin begitu saja. Apakah sana (Saudi) setuju, kan kita belum tahu. Saudi juga belum tentu setuju kan," kata Herry di Jakarta, Kamis (13/2).
Kendati demikian Herry mengakui permohonan izin Merpati sudah masuk ke Kemenhub pekan lalu. Namun, ia belum mengerti pasti bagaimana operasional penerbangan Jeddah tersebut. Pasalnya, lanjut Herry, Merpati menggandeng maskapai lain asal Portugal dalam skema kerjasama operasi.
Ia menambahkan, Kemenhub juga belum mengetahui apakah izin terbang tersebut akan menggunakan air operatoir certificate (AOC) Merpati atau AOC milik mitranya. Untuk meminta kejelasan ini, Herry mengaku sudah memanggil manajemen Merpati.
Namun, sampai sekarang belum ada pihak Merpati yang menjelaskan detail bisnis penerbangan umroh ke Kemenhub.
"Mana kontraknya, seperti apa. Presentasi dulu donk ke kita. Baru bisa kita kasih izin. Kalau belum tahu barangnya, masa mau kita kasih izin," kata Herry.
Sebelumnya, Direktur Utama Merpati Captain Asep Eka Nugraha mengatakan (KSO) yang paling siap saat ini adalah penerbangan umroh ke Jeddah. "Penerbangan umroh ini adalah satu potensi yang bisa dikembangkan," kata dia di Jakarta, Senin (10/2).
Penerbangan ke Jeddah ditargetkan akan beroperasi akhir Februari 2014, atau paling lambat awal Maret 2014 dengan menggunakan pesawat Boeing 707. Menteri BUMN Dahlan Iskan berharap banyak dengan fligth umroh tersebut.
Dia memaparkan nantinya kerjasama itu akan menggunakan pesawat 100 seaters Merpati untuk penerbangan (feeder) dari Padang ke Medan. "Kemudian berganti pesawat lain untuk penerbangan Medan-Jeddah," ujar Dahlan, Selasa (11/2). (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News