Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, meminta Menteri Keuangan Chatib Basri untuk segera mencairkan dana restrukturisasi dan revitalisasi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).
"Saya menemui Menkeu (Chatib), kebetulan ada rapat, saya jelaskan pentingnya dana RR untuk membeli Merpati, untuk menggaji karyawan. Beliau sudah mengerti," kata Dahlan di Jakarta, Selasa (11/2).
Saat ini, salah satu prioritas untuk menyelamatkan Merpati dari beban utang Rp 7,3 triliun adalah dengan spinning off dua unit bisnis Merpati yakni Merpati Maintenance Service dan Merpati Training Center. Dan oleh karenanya, dana tersebut yang akan dikucurkan ke PT Perusahaan Pengelolaan Aset menjadi penting untuk segera teralisasi.
Di sisi lain, Dahlan juga berharap banyak dengan kerjasama operasi (KSO) dengan pihak ketiga, dengan fligth umroh. Dia memaparkan nantinya kerjasama tersebut akan menggunakan pesawat 100 seaters Merpati untuk penerbangan (feeder) dari Padang ke Medan. Kemudian berganti pesawat lain untuk penerbangan Medan-Jeddah.
Namun Dahlan enggan berkomentar soal program swap utang Merpati ke BUMN. Sebagaimana diketahui dari Rp 7,3 triliun utang Merpati, terbesar adalah ke pemerintah dan ke BUMN. "Merpati sekarang di ICU (PPA). Jangan mikir gimana caranya lari. Yang penting pikir gimana caranya keluar dari ICU," tegas Dahlan.
Sebagai informasi, utang Merpati kepada pemerintah tercatat sebesar Rp 2,4 triliun. Dirut Merpati, Asep Eka Nugraha mengatakan, utang sebesar itu sudah terjadi sejak lama, mulai ketika pemerintah memberikan pinjaman murah yang pertama kalinya untuk pengadaan pesawat CN235 (subsidiary loan agreement 1), kemudian disusul dengan pinjaman murah kedua untuk pengadaan MA60 (subsidiary loan agreement 2).
Sementara itu, utang Merpati kepada BUMN hingga saat ini tercatat sebesar Rp 2,7 triliun. Utang pajak tercatat Rp 0,873 triliun, utang swasta Rp 1,01 triliun. Sedangkan utang kepada karyawan dan dapen sekitar Rp 0,282 triliun, dan kepada pemda sebesar Rp 0,062 triliun. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News