Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kordinator Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mendorong perusahaan minyak dan gas bumi terapkan Enchanced Oil Recovery di 2020. Hal ini terungkap lewat rapat kordinasi yang dilangsungkan di Kantor Kemenko Maritim pada Senin sore (2/12).
Menteri Kemenko Maritim dan Investasi Luhut B. Panjaitan mengundang pihak Kementerian ESDM, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan sejumlah perusahaan migas guna membahas hal ini.
Baca Juga: Perbaiki defisit transaksi berjalan, Kemenkeu pilih BUMN untuk diberi PMN khusus
Sejumlah pihak yang hadir antara lain, Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, Pertamina Hulu Mahakam serta Conocophillips, ExxonMobil, Chevron dan KKKS lainnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto bilang pertemuan ini membahas upaya-upaya peningkatan produksi melalui kegiatan rutin seperti pengeboran.
"Ada juga eksplorasi, (cuma) memang kalau eksplorasi hasilnya harus nunggu 5 sampai 10 tahun jadi dibahas juga mengenai EOR," terang Djoko, Senin (2/12).
Baca Juga: Praktisi Migas Yusak: Investor butuh kepastian hukum, bagi hasil migas harus jelas
Djoko menambahkan, Menteri Luhut memberikan instruksi untuk tiap perusahaan migas menyiapkan program kerja seputar EOR yang meliputi lokasi lapangan migas, sumur serta kendala yang kemungkinan dihadapi dalam pelaksanaan EOR.
Sementara itu, Pengamat Migas dari ITB Tutuka Ariadji menjelaskan, metode sumuran yakni pelaksanaan eor yang dilakukan pada sejumlah sumur bersamaan. Upaya ini dinilai lebih efektif ketimbang dengan metode eor per sumur yang dilakukan selama ini.
"Yang dilakukan Pertamina EP di Tanjung hanya satu tok. Harus dilakukan banyak, secara masif," ujar Tutuka ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Senin (2/12).
Baca Juga: Proyek Bison, Iguana, dan Gajah-Puteri (BIGP) salurkan gas Pertamina
Lebih jauh Tutuka mengungkapkan, setiap perusahaan migas sebaiknya menyusun perencanaan EOR untuk full field tapi tetap dengan pelaksanaan metode sumuran.
Adapun, Djoko Siswanto memastikan, proyek EOR nantinya tidak hanya dilangsungkan pada lapangan migas yang baru namun pada seluruh lapangan yang selama ini telah mengaplikasikan metode tersebut.
Untuk itu, Djoko mengungkapkan, pada tanggal 25 Januari 2020 akan diadakan pertemuan lanjutan guna membahas rencana program EOR tiap KKKS. Pemerintah sebutnya siap mendorong pelaksanaan program ini termasuk mengupayakan langkah-langkah yang dinilai perlu untuk mengatasi kendala yang ada.
"Iya (siap mendorong) termasuk insentif," sebut Djoko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News