Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyelenggarakan program Pelatihan Sadar Wisata 5.0 bagi para pelaku wisata di wilayah Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Pada kesempatan tersebut, Kemenparekraf memaparkan bagaimana pelaku sektor pariwisata dapat berperan menjadi lokomotif perekonomian masyarakat, terutama di desa wisata.
Saat membuka kegiatan pelatihan secara daring, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), pihaknya mengambil peran aktif dalam mendukung peningkatan dan penyiapan Sumber Daya Menusia (SDM) andal dan profesional di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satunya melalui penyelengaraan Pelatihan Sadar Wisata 5.0.
Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Pelatihan bagi Pelaku Pariwisata Kawasan Bromo-Tengger-Semeru
Kepada para peserta pelatihan, Menparekraf berharap, pelatihan ini dapat menjadi salah satu upaya guna mendorong bangkitnya perekonomian desa wisata.
“Saya ingin melalui pelatihan ini, desa wisata dapat terus berbenah diri dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya sehingga menjadi desa wisata mandiri, memiliki daya saing, dan menjadi lokomotif kebangkitan perekonomian di sektor parekraf,” tutur Sandiaga dalam keterangannya, Rabu (19/10).
Sebagai salah satu upaya menggali potensi desa wisata agar dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dapat dilakukan dengan cara memberi nilai tambah pada potensi tersebut.
Seperti yang dikemukakan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham saat membuka pelatihan serupa di Lombok pekan lalu.
Nilai tambah dimaksud, tutur Martini, yakni mengembangkan potensi wisata agar tidak hanya dapat dilihat (to see), melainkan juga menjadi sesuatu yang dapat dilakukan (to do), dipelajari (to learn), atau dibeli (to buy), sehingga pengembangan pariwisata menjadi penggerak perekonomian desa dan menekan angka urbanisasi.
“Desa wisata diharapkan mampu mengurangi urbanisasi masyarakat karena banyak aktifitas ekonomi yang dapat diciptakan di desa,” tuturnya.
Baca Juga: Kemenparekraf Komitmen Dorong Kolaborasi Pentahelix Sektor Pariwisata
Sejalan dengan itu, saat membuka Pelatihan Pengembangan Inovasi Produk dan Kapasitas Parekraf di Wakatobi, Glory Hastanto, mewakili Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, juga menekankan keberhasilan pemberdayaan potensi desa wisata akan menarik wisatawan datang dan mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa.
“Desa wisata dengan daya tarik kuat, maka wisatawan yang akan datang ke desa kita, membawa income untuk kita,” ujarnya.
“Konsep desa wisata adalah mengintegrasikan semua sumber daya yang ada di desa, yang dapat kita kembangkan dengan basis pariwisata sehingga semua potensi yang ada bisa memiliki kekuatan pasar masing-masing," tambahnya.
Untuk itu, Glory mengajak generasi muda pelaku pariwisata Wakatobi semangat bergerak dan melakukan perubahan positif di wilayah masing-masing.
Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Nadar menyampaikan ajakan serupa, serta berharap para peserta pelatihan dapat membangun pariwisata di desa wisata, sehingga kelak akan menjadi sumber pembelajaran bagi desa-desa lain.
Nadar menekankan, pentingnya menjaga pengembangan pariwisata agar tetap berada dalam koridor pariwisata hijau berkelanjutan (Sustainable Tourism), dimana terdapat harmonisasi antara aspek ekonomi, sosial budaya, serta lingkungan.
“Kita harus menjaga keseimbangan, antara bagaimana Wakatobi menjaga keseimbangan antara ekonomi, tetapi juga secara bersamaan harus memiliki juga dampak sosial budaya positif dan meminimalisir dampak negatif pada lingkungan atau ekologi,” tegasnya.
Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Pelatihan bagi Pelaku Pariwisata dari 11 Desa Wisata Lombok
Materi Sustainable Tourism, menjadi salah satu pembelajaran yang diberikan dalam pelatihan pertama (Paket A), materi lain yang akan diberikan kepada peserta diantaranya terkait pengembangan dan inovasi produk Wisata. Sedangkan Paket B adalah terkait Paket Wisata, Homestay, Kuliner, dan Cindera Mata. Adapun Paket C tentang kewirausahaan, meliputi Perencanaan Bisnis dan Digitalisasi Keuangan, Marketing, dan SDM.
Secara keseluruhan, Pelatihan Sadar Wisata ditujukan kepada perwakilan masyarakat di 65 desa wisata pada tahun 2022, dengan target lokasi di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Lombok, Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News