kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenparekraf jadikan Bali sebagai pilot project untuk program CHS


Jumat, 15 Mei 2020 / 14:36 WIB
Kemenparekraf jadikan Bali sebagai pilot project untuk program CHS
ILUSTRASI. Dua pengendara melintas di jalan Ngurah Rai saat hari pertama penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di kawasan taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020). Kota Denpasar menerapkan PKM selama satu bulan dengan mendirikan 10 pos pantau ter


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menerapkan program CHS (Cleanliness, Health, and Safety) di setiap destinasi maupun lokasi lain terkait pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai strategi mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi COVID-19.

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan saat ini pihaknya sedang menyiapkan langkah-langkah pemulihan antara lain menyusun SOP yang mengacu pada standar kesehatan, kebersihan dan keselamatan.

Rincian program pemulihan akan dibahas dan dikomunikasikan ke seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga: Kemenparekraf optimalkan promosi produk pariwisata ke negara lain hingga Juni 2020

“Kemenparekraf bekerja sama dengan Kemenkes dan lembaga terkait dalam melakukan survei, verifikasi implementasi SOP CHS dengan baik dan benar sesuai standarisasi yang ditetapkan,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Jumat (15/5).

Sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia, Bali ditetapkan menjadi pilot project dalam penerapan program CHS untuk nantinya diimplementasikan ke daerah lainnya di Indonesia.

Ia mengatakan hal itu menjadi tak terelakkan karena pandemi COVID-19 telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal). Ia menilai masyarakat jauh lebih peduli terhadap faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan keamanan termasuk untuk destinasi pariwisata.

"Gerakan CHS ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi dan industri pariwisata Indonesia usai COVID-19 sehingga mendorong peningkatan pergerakan dan kunjungan wisatawan di Indonesia, yang pada tahap awal pasti akan didominasi oleh wisatawan domestik," lanjutnya.

Secara umum, Giri menjelaskan konsep CHS mengacu pada protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan konsep pembangunan kepariwisataan berkelanjutan serta secara spesifik mengimplementasikan Sapta Pesona yang merupakan jiwa pariwisata Indonesia.

Secara terpisah dapat dikatakan konsep Cleanliness (kebersihan) merujuk pada keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau. Selain itu kebersihan juga berarti besar dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.

Sementara Health (kesehatan) adalah layanan yang menerapkan aturan atau ketentuan kesehatan terhadap manusia dan lingkungan melalui kegiatan pencegahan, perawatan, pemantauan, dan pengendalian.

Selain itu, juga menjalankan peran dengan mempromosikan peningkatan parameter lingkungan dan mendorong penggunaan teknologi dan perilaku yang ramah lingkungan dan sehat.

Sedangkan Safety (keselamatan) sudah mencakup faktor keamanan adalah keadaan bebas dari risiko, bahaya, pencemaran, ancaman, gangguan yang bersifat permanen dan nonpermanen, fisik dan nonfisik di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengelola, melindungi dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat, pengunjung dan kualitas lingkungan.

Serta yang tidak kalah penting adalah zero waste management yang mana pengelola destinasi harus memiliki strategi dan penerapan kebijakan pengelolaan sampah yang baik.

Baca Juga: Capri Nusa Satu Properti (CPRI) fokus selesaikan proyek resort di Nusa Penida

Ia menilai perlu dilakukan uji coba dari penerapan SOP CHS ini, yang nantinya akan menjadi panduan bagi pemerintah daerah, pengelola destinasi pariwisata dan pengelola usaha pariwisata, serta pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya.

"Setelahnya baru dilakukan verifikasi, audit, dan sertifikasi CHS dengan melibatkan lembaga sertifikasi," kata Giri.

Untuk tahap awal, program ini akan coba diterapkan di Bali. Selain sebagai magnet utama wisatawan, Bali juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan penyebaran COVID-19 yang terkendali serta penanganan COVID-19 yang sangat bagus.

Meskipun Bali adalah pusat pariwisata dengan banyak wisatawan yang berkunjung, tapi Bali bukanlah wilayah yang menjadi episentrum pandemi COVID-19 di Indonesia. Tercatat hingga saat ini terdapat 332 kasus positif Corona di Bali, 220 orang sembuh dan 4 orang meninggal.

"Penerapan pun akan dilakukan secara bertahap, untuk pertama direncanakan di kawasan Nusa Dua Bali," kata Giri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×