kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.496.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.529   24,00   0,15%
  • IDX 7.748   99,13   1,30%
  • KOMPAS100 1.205   13,78   1,16%
  • LQ45 961   11,57   1,22%
  • ISSI 233   1,97   0,85%
  • IDX30 493   6,97   1,43%
  • IDXHIDIV20 593   9,04   1,55%
  • IDX80 137   1,61   1,19%
  • IDXV30 143   0,81   0,57%
  • IDXQ30 164   2,31   1,43%

Kemenperin Gencar Sosialisasikan Regulasi Baru SNI Wajib bagi Industri


Kamis, 17 Oktober 2024 / 11:58 WIB
Kemenperin Gencar Sosialisasikan Regulasi Baru SNI Wajib bagi Industri
ILUSTRASI. Kemenperin terus mendorong sektor industri manufaktur di Indonesia untuk dapat menerapkan standardisasi produk . REUTERS/Aly Song


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong sektor industri manufaktur di Indonesia untuk dapat menerapkan standardisasi produk yang dihasilkannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh produk industri yang beredar di dalam negeri telah memenuhi standar yang ditetapkan dan selaras dengan perkembangan industri terkini yang menuntut efisiensi, keamanan, serta kualitas produk yang lebih tinggi.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi mengatakan, pemberlakuan standardisasi di sektor industri merupakan bagian dari upaya dan komitmen pemerintah untuk memberikan kepastian dan jaminan kualitas kepada konsumen atas produk yang dihasilkan oleh industri di Indonesia, sekaligus dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri di kancah domestik dan pasar global.

Andi mengemukakan, saat ini sudah lebih dari 5.300 Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang industri sudah berlaku dan mencakup berbagai jenis produk. “Dari jumlah tersebut, sebanyak 130 SNI telah diberlakukan secara wajib oleh Kemenperin, terutama pada produk-produk yang memiliki dampak besar terhadap keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan,” ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (16/10).

Baca Juga: Kemenperin Pertemukan Produsen Otomotif dengan Penyedia Komponen Lokal

Sebagaimana diketahui, baru-baru ini Kemenperin meluncurkan 16 Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) tentang Pemberlakuan Standardisasi Industri secara Wajib. Ke-16 Permenperin ini mengatur proses penilaian kesesuaian, yang mencakup audit dan pengujian yang sesuai dan benar.

Enam belas Permenperin baru tersebut diterbitkan untuk mengatur berbagai produk industri. Di antaranya adalah produk kawat baja pratekan, kalsium karbida, katup, kompor, selang kompor gas LPG, ubin keramik, sprayer gendong, sepatu pengaman, sodium tripolifosfat, aluminium sulfat, seng oksida, dan semen.

“Permenperin Nomor 45 tahun 2022 tentang Standardisasi Industri memberikan amanat bahwa semua Permenperin yang mengatur tentang Pemberlakuan Standardisasi Industri Secara Wajib harus disesuaikan dengan ketentuan yang ada di dalam Permenperin tersebut sebelum akhir tahun 2024,” papar Andi.

Oleh karena itu, dalam rangka memperkuat implementasi standardisasi industri secara wajib di industri, Kemenperin melalui BSKJI menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Permenperin tentang Pemberlakuan Standardisasi Industri Secara Wajib.

Kegiatan ini diharapkan dapat membuat seluruh pelaku usaha paham terhadap pentingnya standardisasi industri dalam pembangunan industri nasional dan bersama-sama mendorong penerapan standar yang lebih baik di masa mendatang.

Baca Juga: Kemenperin Mulai Operasikan Indonesia Manufacturing Center (IMC)

Dalam rangka sosialisasi ini juga diselenggarakan talk show yang menghadirkan tiga narasumber dari Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI), Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), serta Perkumpulan Penilai Kesesuaian Seluruh Indonesia (ALSI).

“Diskusi dalam talk show ini berfokus pada penerapan standardisasi industri di berbagai sektor dan tantangan yang dihadapi dalam memenuhi persyaratan SNI,” ujar Kepala Pusat Perumusan, Penerapan, dan Pemberlakuan Standardisasi Industri, Sri Bimo Pratomo.

Para narasumber juga membahas peran penting lembaga penilaian kesesuaian dan upaya kolaboratif antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri dalam memastikan standardisasi yang berkelanjutan.

Selain sosialisasi dan talk show, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pameran booth dari berbagai perwakilan industri dan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), yang menunjukkan kesiapan mereka dalam mendukung implementasi standar industri di Indonesia.

Baca Juga: Dorong Hilirisasi Demi Nilai Tambah Ekonomi

”Pameran ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proses penilaian kesesuaian dan penerapan SNI di lapangan, serta memperlihatkan produk-produk yang telah memenuhi standar tersebut,” tutur Bimo.

Pameran ini diharapkan pula mampu memberikan wawasan kepada seluruh peserta mengenai pentingnya standardisasi dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk-produk industri.

Lebih lanjut, melalui kegiatan ini, Kemenperin berharap seluruh pelaku industri dan pemangku kepentingan terkait dapat memahami dan mendukung implementasi Permenperin tentang pemberlakuan standardisasi industri secara wajib demi tercapainya industri nasional yang lebih kompetitif dan berdaya saing global.

Selanjutnya: Rupiah Spot Melemah 0,05% ke Rp 15.518 Per Dolar AS pada Kamis (17/10) Siang

Menarik Dibaca: 4 Promo Lawson 16-31 Oktober 2024, Semua Diskon Bento hingga Minuman Kopi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×