kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   40,00   0,25%
  • IDX 7.393   80,98   1,11%
  • KOMPAS100 1.044   7,78   0,75%
  • LQ45 789   4,02   0,51%
  • ISSI 247   4,54   1,87%
  • IDX30 409   1,72   0,42%
  • IDXHIDIV20 466   1,26   0,27%
  • IDX80 118   0,93   0,80%
  • IDXV30 119   0,46   0,39%
  • IDXQ30 130   0,07   0,06%

Kemenperin Menargetkan Indonesia Masuk 10 Besar Produsen Crude Steel di Dunia


Senin, 21 Juli 2025 / 09:48 WIB
Kemenperin Menargetkan Indonesia Masuk 10 Besar Produsen Crude Steel di Dunia
ILUSTRASI. Berdasarkan data World Steel Association, pada tahun 2024 Indonesia menempati posisi ke-14 dalam produksi crude steel dunia. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Vina Elvira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan subsektor industri logam dasar yang di banyak negara industri maju diposisikan sebagai strategic backbone of industrial development, telah menunjukkan kinerja yang semakin kuat di tataran nasional. 

Pada kuartal I-2025, sektor industri logam dasar memberikan kontribusi sebesar 1,10% terhadap PDB nasional, sekaligus mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan sub sektor industri manufaktur lainnya, yaitu mencapai 14,47% (yoy). 

“Pencapaian ini mencerminkan ekspansi produksi yang kuat, didukung oleh meningkatnya permintaan global, khususnya dari sektor besi dan baja, serta keberhasilan implementasi program hilirisasi nasional yang secara konsisten meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri,” ungkap Agus, dalam siaran pers, Minggu (20/7).

Baca Juga: Logam Dasar Tak Punya Katalis Pendongkrak Harga

Secara khusus, industri baja nasional juga telah menunjukkan peranan yang semakin penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, pengembangan teknologi, serta mendukung penguatan industri permesinan, otomotif, galangan kapal, dan energi. 

Berdasarkan data World Steel Association, pada tahun 2024 Indonesia menempati posisi ke-14 dalam produksi crude steel dunia dengan produksi sebesar 17 juta ton. Jumlah realisasi produksi ini telah mengalami kenaikan signifikan dalam lima tahun terakhir, yaitu mencapai 98,5% jika dibandingkan produksi 2019 sebesar 8,5 juta ton. 

“Kami menargetkan dalam tiga atau empat tahun ke depan, kita bisa menempati posisi ke-11 atau ke-10,” ujar Agus.

Saat ini, kapasitas produksi terpasang crude steel nasional berada di angka 21 juta ton dan ditargetkan terus meningkat menjadi 27 juta ton pada tahun 2029. Hal ini menunjukkan optimisme dan langkah ekspansif Indonesia dalam meningkatkan daya saing industri baja di tingkat global.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas! Begini Nasib dan Prospek Harga Logam Dasar

Untuk menjaga momentum pertumbuhan industri baja nasional, pemerintah telah dan akan terus mengoptimalkan dukungan melalui berbagai kebijakan strategis, antara lain penerapan upaya-upaya hukum tindakan perdagangan (trade remedies) secara efektif, pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib, pemberian fasilitas Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), pengutamaan penggunaan produk dalam negeri untuk proyek pemerintah, pemberian fasilitas fiskal, serta penerapan prinsip industri hijau. 

“Kebijakan-kebijakan ini tentunya bertujuan untuk memastikan adanya peningkatan kapasitas dan utilisasi produksi baja nasional secara berkesinambungan, serta memastikan produk baja dalam negeri mampu bersaing di pasar domestik maupun pasar ekspor,” tutup Agus.

Selanjutnya: Mana Saja Kota Terkaya di Dunia? Ini Daftarnya!

Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Terbaru 21-23 Juli 2025, Milo Bubuk Diskon Rp 17.400

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×