Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut prospek industri pendingin ruangan atau air conditioner (AC) di Indonesia sangat menjanjikan. Hal ini didukung oleh kebutuhan AC yang tinggi di pasar dalam negeri.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, kebutuhan AC di Indonesia mencapai 2 juta unit di tiap tahun.
Maklum, suhu udara di Tanah Air cukup panas di siang hari. Permintaan AC juga terus meningkat lantaran kegiatan work from home (WFH) masih menjadi kebiasaan bagi sebagian masyarakat Indonesia di tengah meredanya pandemi.
Baca Juga: Daikin Investasikan Rp 3,3 Triliun untuk Bangun Pabrik AC di Indonesia
Kendati begitu, Taufiek mengaku masih ada produk-produk AC yang diimpor dari luar negeri. Hal ini sejalan dengan masih tingginya tingkat impor bahan baku produk berbasis elektronika, tak terkecuali AC.
"Sekitar 50% komponen di sektor elektronika masih diimpor dari luar negeri," kata Taufiek ketika ditemui Kontan, Jumat (2/12).
Kemenperin pun mengapresiasi PT Daikin Industries Indonesia yang telah melakukan groundbreaking pabrik AC di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.
Proyek pabrik AC ini menelan biaya investasi US$ 220 juta atau setara Rp 3,3 triliun dengan kapasitas produksi maksimal 1,5 juta unit per tahun.
Baca Juga: Transisi ke EBT, KAI Resmikan Pemasangan Solar Panel di Stasiun dan Perkantoran
Keberadaan pabrik tersebut diharapkan dapat memangkas impor AC ataupun bahan bakunya secara bertahap. Di samping itu, potensi ekspor AC dari pabrik Daikin cukup terbuka. "Jadi, investasi pabrik AC baru ini bisa membantu Indonesia meraih devisa dari hasil ekspor," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News