kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kemenperin targetkan 70% ekspor barang jadi berlabel Indonesia pada 2016


Selasa, 04 Oktober 2011 / 18:23 WIB
Kemenperin targetkan 70% ekspor barang jadi berlabel Indonesia pada 2016
ILUSTRASI. IHSG hari ini (26/11) diperkirakan terkoreksi ke 5.621,52, analis rekomendasi saham ACES, ANTM, BSDE, INCO untuk hari ini. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Perindustrian menargetkan sekitar 70% ekspor barang jadi sudah berlabel Indonesia pada 2016. Hal tersebut akan diikuti dengan pemberlakuan hal yang sama terhadap produk buatan perusahaan asing yang telah memiliki basis produksi di Indonesia.

Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat, mengatakan, target ini akan dijalankan secara bertahap. Dia menyadari, menciptakan merek asli Indonesia yang mampu meraih pasar ekspor terbilang sulit bagi produk domestik.

Saat ini, pemerintah tengah memilah komoditas yang harus menjalani hilirisasi sehingga dapat diekspor dengan nilai tambah. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengurangi ekspor produk mentah Indonesia.

Pemerintah menjanjikan pemberian insentif pajak berupa Pembebasan atau pengurangan pembayaran pajak dalam waktu tertentu (tax holiday) atau pengurangan pajak (tax allowance) yang diberikan kepada industri yang bisa menjalankan misi pemerintah itu.

Nantinya, bea keluar untuk bahan mentah itu akan menjadi alat bantu pengembangan hilirisasi industri dalam negeri yang dikembangkan melalui klaster berbasis sumber daya.

Menurut Direktur Pengembangan Fasilitas Industri Wilayah III Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, kluster industri berbasis sumber daya itu nantinya akan digarap oleh badan usaha milik negara (BUMN). Lantaran perusahaan seperti PT PN (Persero) dan PT Antam (Persero) Tbk sudah menjalankan perusahaannya di wilayah itu.

Rencananya, PT Antam (Persero) Tbk akan digaet menggarap hilirisasi di Tomala, Buli, dan Halmahera Utara, serta PT PN mengusahakan pengolahan kelapa sawit di Sei Mangke. Proyek lain di Gowa sebagai pusat pertemuan potensi kakao dan ikan belum mendapat calon pengelola kawasan industri itu.

Saat ini rencana induk (masterplan) dan pentahapan proyek masih berjalan. Pentahapan itu nantinya sebagai pedoman setiap rencana yang akan dilakukan pada kawasan industri itu. "Targetnya akhir tahun selesai," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×