Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 18,66% pada tahun 2026.
Target tersebut sedikit menurun dibandingkan capaian pada akhir semester I-2025 yang masih sebesar 18,67%.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, target itu merupakan bagian dari sasaran strategis Kemenperin dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional menuju 8% pada 2029.
Agus menekankan, meskipun terjadi tren penurunan kontribusi dalam satu dekade terakhir, dari 20,08% pada 2014 menjadi 18,67% di 2025, manufaktur tetap diposisikan sebagai motor utama ekonomi nasional.
“Kami di Kemenperin mendapat penugasan strategis yang dituangkan dalam sasaran pembangunan industri tahun 2026. Target tersebut mencakup pertumbuhan PDB industri sebesar 6,52% dan rasio kontribusi manufaktur terhadap PDB nasional sebesar 18,66%,” kata Agus dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Baca Juga: PMI Manufaktur Kembali Ekspansif, Perbankan Pacu Penyaluran Kredit
Selain kontribusi PDB, Kemenperin juga membidik kontribusi ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar 74,85% terhadap total ekspor nasional di 2026. Angka ini dinilai realistis mengingat pada Januari–Juli 2025 kontribusinya sudah mencapai 80% atau senilai US$128,13 miliar dari total ekspor nasional US$160,16 miliar.
Ketahanan
Agus menambahkan, kinerja industri manufaktur saat ini masih menunjukkan ketahanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,60% (yoy) pada kuartal II-2025, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,12%. Sektor ini juga menyumbang 16,92% dari PDB pada periode yang sama.
Dari sisi investasi, sektor manufaktur menyerap Rp366,6 triliun pada semester I-2025, atau 39% dari total realisasi investasi nasional Rp942,9 triliun. Sektor ini juga menjadi penyerap tenaga kerja besar, dengan 19,6 juta orang atau 13,45% dari total tenaga kerja nasional per Februari 2025.
Agus turut menyoroti indikator kepercayaan industri yang masih solid. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) tercatat ekspansif di level 53,55 pada Agustus 2025, sementara Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur berada di level 51,5. Kendati demikian, tingkat utilisasi industri rata-rata masih terbatas di angka 62,10% sepanjang Januari–Juli 2025.
“Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan adalah perluasan akses pasar, baik global maupun domestik, melalui penguatan kerja sama internasional dan promosi produk nasional di kancah dunia,” jelasnya.
Baca Juga: PMI Manufaktur Sentuh Fase Ekspansif, Menperin: Industri Butuh Iklim Kondusif
Selanjutnya: Assipindo Catat Terdapat 10 Jamkrida yang Sudah Berbentuk Badan Hukum Perseroda
Menarik Dibaca: KLB Campak di Sumenep, Menkes Sebut Campak Lebih Menular daripada COVID-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News