Reporter: Nadia Citra Surya, Herlina KD, Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test
JAKARTA. Kabar baik bagi pengusaha mainan. Pasalnya, keinginan mereka agar pemerintah menerapkan standar nasional Indonesia (SNI) untuk produk mainan bakal terwujud. Direktur Industri Aneka Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat mengaku, saat ini pihaknya memang tengah menyusun SNI untuk produk mainan anak-anak.
Syarif berharap, akhir tahun ini SNI mainan anak-anak bisa selesai disusun. Sehingga, awal tahun depan bisa diberlakukan wajib. "Saat ini sedang mempersiapkan balai pengujian dan menyusun SNI nya," ujar Syarif.
Kepala Litbang Kementerian Perdagangan, Muchtar, mengatakan mainan merupakan salah satu produk yang importasinya diatur hanya di pelabuhan utama saja dan di kawasan berikat sesuai dengan Permendag 56/2008. Artinya, produk mainan ini hanya bisa masuk ke pelabuhan utama yakni Tanjung Priok, Belawan, Maksar, Tanjung Emas, Tanjung perak dan kawasan berikat Bantan Bintan dan Karimun.
Dari data Kemendag, jumlah impor mainan yang masuk di beberapa titik tersebut menunjukkan peningkatan sejak 2009 kemarin. Sebagai contoh di Pelabuhan Tanjung Emas, impor tahun 2008 mencapai US$ 49,3 juta dengan komposisi mainan 20%. Sedangkan tahun 2009 mencapai US$ 61,7 juta dengan shaer 30%. Di pelabuhan inilah pangsa mainan anak –anak yang paling banyak masuk ke pelabuhan Indonesia.
Meski demikian membanjirnya pasokan mainan dari China rupanya tak mempengaruhi stok yang disiapkan ritel besar seperti Carrefour Indonesia di gerai-gerainya. "Kami masih menjalin kerjasama dengan supplier yang biasa mengirimkan barang," kata Hendri Satrio, External Communications Manager Carrefour Indonesia kepada KONTAN (26/3).
Menurut Hendri pihaknya justru sedang berusaha memanfaatkan momen perdagangan bebas untuk mencuil pasar ekspor mainan. Soalnya sejak beberapa tahun lalu, Carrefour memang gencar membina sejumlah UKM di tanah air termasuk diantaranya beberapa pengusaha mainan.
"Sekarang kami sedang dalam tahap peningkatan kualitas agar bisa masuk pasar ekspor," terang Hendri. Jika kualitas standar ekspor sudah bisa diraih, Carrefour bakal menggunakan jaringan Carrefour global untuk memasarkan produk mainan dari Indonesia, khususnya untuk mainan tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News