Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Nasrullah mengklaim bahwa Indonesia sudah mengalami swasembada atau mandiri untuk memenuhi kebutuhan ayam dan telur.
"Yang pertama, secara prinsip itu Indonesia itu sudah swasembada untuk ayam dan telur," ujar Nasrullah dalam diskusi online, Kamis (22/4).
Menurutnya, dua komoditas ini juga termasuk dalam salah satu bahan pangan pokok dan termasuk sumber protein yang murah.
Meski disebut sudah swasembada, Nasrullah juga mengakui bahwa ada komponen-komponen tertentu dalam industri perunggasan ini yang masih bergantung atau didatangkan dari luar. "Perlu diketahui bahwa dari kemandirian ini dari swasembada ini, masih ada yang mau tidak mau kita harus bergantung," katanya.
Komponen pertama adalah bibit ayam atau grand parent stock yang tidak dihasilkan di Indonesia. Menurutnya, ini akan ditetaskan menjadi parent stock sehingga terdapat nilai tambah.
Tak hanya bibit ayam, Nasrullah juga menyebut terdapat banyak komponen bahan pakan ternak unggas yang didatangkan dari luar negeri. Walaupun, dia menyebut komponen pakan terbesar, yakni jagung masih dihasilkan di Indonesia.
Baca Juga: Mengaku rugi sejak 2019, peternak unggas mandiri minta pemerintah turun tangan
"Untungnya di sini, yang komponen terbesar pakan yaitu jagung sekitar 40%-50%, itu diproduksi dalam negeri. Tetapi di luar daripada itu masih didominasi dari bahan baku dari negara-negara subtropis yang artinya kita tidak punya," katanya.
Dia juga menyebut bahwa komponen tersebut bisa diproduksi di dalam negeri, tapi terbatas atas ketersediaan bahan baku.
Adapun, dari data paparan Nasrullah, ketersediaan daging ayam ras pada April cukup untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa, dimana potensi ketersediaan daging ayam ras di April sebanyak 336.311 ton dan kebutuhan daging ayam ras pada bulan tersebut 266.536 ton sehingga terdapat potensi surplus 69.775 ton.
Sementara, potensi ketersediaan daging ayam ras Mei sebanyak 341.359 ton dengan kebutuhan sebanyak 288.237 ton sehingga ada potensi surplus sebanyak 53.122 ton.
Untuk telur ras, pada April pun menunjukkan potensi yang cukup baik saat puasa dan lebaran dimana pada April potensi ketersediaan telur ayam ras sebanyak 441.996 ton dengan kebutuhan sebanyak 438.064 ton, sehingga potensi surplus sebanyak 3.932 ton.
Sementara di Mei, ketersediaan telur ayam sebanyak 454.540 ton dan kebutuhan sebanyak 478.320. Meski ada potensi defisit di MEi sebanyak 23.780 ton, peternak direkomendasikan meningkatkan produktivitas telur harian dan memperpanjang masa afkir sampai umur 95 minggu.
Selanjutnya: Japfa Comfeed (JPFA) targetkan pertumbuhan 10%-15% pada tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News