kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Kementan Sebut Harga Ayam Hidup di Indonesia Sedang Terpuruk


Jumat, 18 April 2025 / 18:23 WIB
Kementan Sebut Harga Ayam Hidup di Indonesia Sedang Terpuruk
ILUSTRASI. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo). Ditjen PKH Kementan mengatakan jika saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak berada di bawah HAP (Harga Acuan Pembelian).


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - CIKARANG Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengatakan jika saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak berada di bawah HAP (Harga Acuan Pembelian).

Ia mengatakan jika penurunan harga ayam hidup ini disebabkan karena produksinya yang sangat bagus sehingga terjadi oversupply.

"Bukan terpuruk karena produksinya kurang bagus, justru karena produksinya sangat bagus, maka harganya yang terpuruk," ungkap Agung di pabrik PT Malindo Feedmill Tbk, Kamis (18/4).

Agung juga mengatakan jika keberadaan pasokan ayam dan telur di Indonesia saat ini sudah surplus. Sehingga, ini seharusnya bisa menjadi peluang Indonesia sebagai pemasok produk ungas dunia.

Baca Juga: Pasokan Normal, Bapanas Yakin Harga Cabai Bakal Stabil Dua Minggu ke Depan

"Kami sampaikan bahwa saat ini untuk produk ungas, baik daging ayam maupun telur Indonesia sudah surplus. Bukan hanya Swasembada, kita sudah surplus," tegasnya.

Ada pun, Agung mengatakan saat ini pihaknya sedang mencari cara untuk memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak agar tak lagi terperosok.

Salah satu cara ialah mendorong pemerintah untuk mengajak industri unggas lokal bekerja sama dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dilaksanakan sejak Januari lalu.

Agung menjelaskan jika saat ini program MBG sudah membantu penyerapan daging ayam dan telur dari peternak lokal. Hanya saja, masih belum keseluruhan dapur beroperasi sehingga penyerapan daging ayam dan telur belum maksimal.

"Tentu (MBG) sudah menyerap. Bayangkan saja tadi perhitungannya, satu dapur itu kurang lebih 57 ton per tahun. Ini kalau kita hitung dari Januari sampai dengan April ini bisa dikalkulasikan. Tetapi karena memang jumlahnya masih belum banyak, dan juga kami produksinya di tingkat peternak agak melebihi dari kebutuhan, maka kita saat ini agak berlebih," jelasnya.

Baca Juga: Kementerian Pertanian Sebut Peta Jalan Asuransi Pertanian Punya Dampak Positif

Selanjutnya: Pikat Wisatawan, Kota Ini Ganti Nama Bandara Jadi Hello Kitty

Menarik Dibaca: Petir Tanpa Hujan Terjadi di Daerah Ini, Cek Ramalan Cuaca Besok (19/4) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×