kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Cofiring PLTU tingkatkan skala ekonomi biomassa


Rabu, 23 Juni 2021 / 12:04 WIB
Kementerian ESDM: Cofiring PLTU tingkatkan skala ekonomi biomassa
ILUSTRASI. Suasana Kompleks PLTU Paiton. ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/foc.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan implementasi cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berpotensi meningkatkan skala ekonomi biomassa.

Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Sahid Junaidi mengungkapkan biomassa untuk cofiring bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga serta tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan Hutan Tanaman Energi seperti pohon Kaliandra, Gamal dan Lamtoro.

Menurut Sahid, tantangan terbesar dalam implementasi cofiring biomassa adalah upaya untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku biomassa dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian. Sehingga nantinya harga listrik yang dihasilkan tetap terjangkau dan tidak melebihi biaya pokok penyediaan (BPP) yang ditetapkan.

"Kami mendukung upaya yang telah dilakukan PLN untuk terus mencari peluang-peluang pemanfaatan biomassa, melakukan komitmen dengan pemasok biomassa besar seperti Perhutani, PTPN, dan Shang Hyang Seri, serta mendorong berkembangnya pasar biomassa skala menengah dan kecil," kata Sahid dalam keterangan resmi, Rabu (23/6).

Baca Juga: 48 Pemasok batubara berkomitmen penuhi pasokan PLN

Sahid melanjutkan, upaya-upaya tersebut dapat diimplementasikan pada setiap titik lokasi PLTU di Indonesia sehingga nantinya akan tercipta pasar demand dan supply yang semakin besar dan keekonomian serta economics of scale yang semakin baik.

Sebagai informasi, PT PLN (Persero) telah berhasil melakukan implementasi cofiring atau pencampuran biomassa dengan batubara pada 17 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hingga Juni 2021. Dari proyek cofiring tersebut, PLN mampu menghasilkan energi hijau dari ekivalen kapasitas pembangkit 189 Mega Watt (MW).

Dari total 17 PLTU yang menggunakan biomassa secara komersial tersebut, sekitar 12 PLTU tersebar di Jawa dan 5 lokasi di luar Jawa. Pembangkit-pembangkit itu dikelola dua anak usaha PLN yaitu PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali.

Indonesia Power menghasilkan energi hijau melalui co-firing di PLTU Suralaya 1-4, PLTU Suralaya 5-7, PLTU Sanggau, PLTU Jeranjang, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Barru dan PLTU Adipala.

Sedangkan PJB menghasilkan energi hijau melalui co-firing PLTU Paiton Unit 1-2, PLTU Pacitan, PLTU Ketapang, PLTU Anggrek, PLTU Rembang, PLTU Paiton 9, PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Indramayu.

Selanjutnya: Setelah co-firing 17 PLTU, PLN hasilkan energi hijau setara 189 MW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×