kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR Dorong Subsidi untuk Konversi Motor Listrik


Kamis, 01 Desember 2022 / 16:50 WIB
Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR Dorong Subsidi untuk Konversi Motor Listrik
ILUSTRASI. Kementerian ESDM menargetkan dapat mengkonversi 1.000 motor listrik di sepanjang 2022


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Anggota Komisi VII DPR RI mendorong agar subsidi yang dicanangkan untuk pembelian kendaraan listrik juga dialokasikan ke program konversi motor listrik. 

Sebelumnya Kementerian ESDM telah menargetkan dapat mengkonversi 1.000 motor listrik di sepanjang 2022 setelah berhasil melakukan konversi 100 unit di 2021. Namun sampai dengan September 2022, baru ada 120 unit motor yang dikonversi dan diuji coba untuk jarak 10.000 kilometer. 

Kementerian ESDM mendorong minat masyarakat untuk melakukan konversi agar program ini bisa berjalan dengan lebih masif. Jika banyak orang yang berminat, tentu biaya konversi bisa lebih ditekan karena sudah masuk ke dalam skala industrinya. Saat ini biaya konversi motor listrik di kisaran Rp 15 juta per-unit. 

Baca Juga: Begini Pandangan TMMIN dalam Menyongsong Era Elektrifikasi Industri Otomotif Nasional

Baru-baru ini pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sedang merancang skema subsidi untuk membiayai pembelian motor listrik. Rencananya subsidi tersebut senilai Rp 6,5 juta per unit motor listrik. 

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyatakan, usulan subsidi tersebut dikoordinasikan oleh Kemenko Marves. 

“Kementerian ESDM juga terlibat aktif dalam pembahasannya,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12). 

Dadan bilang, secara khusus Kementerian ESDM mengusulkan subsidi ini juga termasuk untuk konversi motor BBM ke motor listrik.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto yang menyatakan, lebih baik subsidi ini dialokasikan untuk konversi motor khususnya bagi ojek pangkalan atau ojek online yang bersifat produktif. 

“Kita lebih mendorong konversi ini karena lebih fair bisa dirasakan kepada pihak yang memang membutuhkan,” jelasnya saat dihubungi terpisah. 

Mulyanto mengatakan, wacana subsidi untuk pembelian motor dan mobil listrik hanya menguntungkan pihak pengusaha sementara masyarakat kecil tidak mendapatkan keuntungan apa-apa. Dia meminta pemerintah jangan terlalu banyak berjanji soal subsidi ini karena dia menilai anggaran negara sedang tidak baik-baik saja. 

Pihaknya mengusulkan alokasi subsidi itu juga dikucurkan untuk mengembangkan ekosistem dan infrastruktur energi bersih yang komprehensif. 

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Produksi 2 Juta Motor Listrik Pada 2025

Pada September 2022 yang lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pihaknya diminta untuk memprioritaskan penggunaan EV. Adapun motor dinas yang dimiliki kementerian lembaga diprioritaskan.  

"Kita sama sama dan sedang diskusi dengan Kementerian Keuangan ketika ada konversi ada subsidi. Terutama untuk motor dulu. Baik yang punya KL maupun masyarakat," ujarnya ditemui di Kementerian ESDM. 

Menurutnya apabila capital expenditure atau modal dapat dibantu, maka biaya konversi bisa lebih murah. Di sisi lain, lewat penggunaan motor listrik  masyarakat dapat menikmati efisiensi operasional karena dana yang biasa dikeluarkan untuk membeli bensin bisa disalurkan untuk membayar listrik yang diklaim biayanya jauh lebih sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×