kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM ingin revisi proposal pengembangan IDD Chevron beres kuartal I-2019


Selasa, 29 Januari 2019 / 20:47 WIB
Kementerian ESDM ingin revisi proposal pengembangan IDD Chevron beres kuartal I-2019


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah membahas Plan of Development (POD) Revisi I Proyek Indonesia Development Project (IDD) Chevron. Namun demikian kelihatannya pemerintah akan menyetujui proyek gas jumbo itu.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar yang mengatakan saat ini pemerintah tengah melakukan evaluasi terkait POD IDD tahap II. POD IDD tahap II merupakan pengembangan lapangan Gendalo dan Gehem. "Sudah dievaluasi untuk POD yang dua itu,"kata Arcandra pada Selasa (29/1).

Arcandra pun menargetkan POD Revisi I ini sudah bisa disetujui pada kuartal I 2019. Sehingga diharapkan proyek IDD Tahap II bisa segera berproduksi. "Sebentar lagi, bisa di kuartal I,"imbuhnya.

Biarpun POD Revisi I proyek IDD akan segera disetujui oleh pemerintah, namun Arcandra belum mau menyebut angka pasti investasi untuk proyek IDD tahap dua. Menurutnya, nilai investasi tersebutlah yang menjadi bahan evaluasi pemerintah saat ini.

Arcandra juga belum bisa memastikan nilai investasi proyek IDD tahap kedua ini bisa kurang dari US$ 10-11 miliar. "Itu yang lagi dievaluasi. (US$ 10 miliar) itu belum komplit, kalau 2014 termasuk cost of sale dan masuk segala macamnya, itu di atas US$ 18 miliar tahun 2014, termasuk Makassar Strait. Itu harus dimasukkan semua angkanya (termasuk Lapangan Bangka), nanti kami bandingkan berapa yang dulu, berapa yang sekarang,"kata Arcandra.

Sementara itu, SKK Migas telah menyatakan proyek IDD Tahap II berkisar US$ 5 miliar. Menurut Arcandra, perhitunganinvestasi harus memasukkan semua komponen biaya. "Tunggu saja. Kita lihat cost mana yang dimasukkin. Kan komponen-komponen banyak,kami lihat cost mana yang dimasukkin, ada komponen-komponen kan banyak, sunk cost, ASR, cost of sale pajak, segala macam dihitung dulu, yang mana angkanya harus dibandingkan apple to apple,"kata Arcandra.

West Seno Tetap 2020

Selain menyetujui POD, Arcandra juga bilang pemerintah akan sekaligus mengamandemen Production Sharing Contract (PSC) Blok Rapak karena ada lapangan West Seno yang dialihkan dari Blok Makassar Sttait ke Blok Rapak. "POD mau disetujui, PSC-nya juga diamandemen,"katanya.

Pemerintah memang telah memutuskan untuk mengeluarkan Blok Makassar Strait dari proyek IDD. Lapangan West Seno yang ada di Blok Makassar Strait akan masuk dalam PSC Blok Rapak.

Dengan begitu, Lapangan West Seno juga tetap akan dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia selaku operator proyek IDD. Sehingga PSC Blok Rapak perlu diamandemen oleh pemerintah.

Namun Arcandra menegaskan kontrak untuk Lapangan West Seno akan tetap berakhir pada 2020 sama dengan berakhirnya kontrak Blok Makassar Strait. Di sisi lain, Chevron tidak akan lagi membayar signature bonus atau komitmen kerja pasti untuk Lapangan West Seno karena produksi dan cadangan Lapangan West Seno pun sudah hampir habis.

"Kan sudah mau habis, cadangan mau habis kok, produksinya dah tipis. Tahun 2020 selesai, ya selesai. Tapi dia tidak ada produksinya lagi, kemungkinan kecil sekali,"ungkap Arcandra.

Selain karena produksi yang sudah hampir habis, keluarnya Lapangan West Seno dari Blok Makassar Strait juga agar biaya Abandonment Site Restoration (ASR) tetap ditanggung oleh Chevron. Sehingga kontraktor baru yang nanti menjadi pemegang hak partisipasi Blok Makassar Strait tidak lagi menanggung biaya ASR. "Pertama,ASR nanti kan tetap sama, tetap di Chevron. Kami bikin clean sheet di Makassar Strait, jadi clean. Bisa kami jual dengan harga yang lebih bagus,"pungkas Arcandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×