kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementerian ESDM optimistis serapan FAME tumbuh tinggi di 2020


Selasa, 04 Februari 2020 / 11:52 WIB
Kementerian ESDM optimistis serapan FAME tumbuh tinggi di 2020
ILUSTRASI. Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto (kiri) didampingi Direktur Logistik, Supplay Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo (kanan) melihat proses pengisian Biodiesel 20 Persen (B20) ke truk tanki di TBBM Kabil, Batam, Kepulauan Riau, Sab


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis terhadap implementasi B30 atau pencampuran 30% biodiesel dalam minyak solar. Harapannya, penyerapan fatty acid methyl ester (FAME) menjadi lebih tinggi pada tahun ini.

Pemerintah pun menargetkan target produksi FAME di tahun ini sebesar 10 juta kiloliter.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, sepanjang tahun lalu B20 dapat terserap 6,26 juta kiloliter.

Hal ini yang membuat pemerintah percaya bahwa di tahun 2020 implementasi B30 bisa melebihi target tersebut.

Baca Juga: Indonesia biodiesel group says more capacity in 2020 could help exports

Dalam dua tahun terakhir, produksi FAME terus mengalami peningkatan. Bahkan, realisasi produksi FAME mencapai 8,37 juta kiloliter dari target yang dicanangkan sebanyak 7,37 juta kiloliter.

"Kami harapkan pergerakan produksi ini sebagian besar digunakan untuk sektor transportasi," ungkap Agung dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Senin (3/2) lalu.

Kebijakan B30 dinilai sudah mendapatkan respons positif di lapangan. Bahkan, Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang mengimplementasikan program tersebut.

Lantas, B30 dapat menjadi salah satu solusi memperbaiki neraca perdagangan, pengurangan impor BBM, hingga berpeluang menghemat devisa negara.

Sekadar catatan, di tahun lalu pemanfaatan B20 mampu menghemat devisa sekitar US$ 3,35 miliar atau Rp 48,19 triliun. Sedangkan di tahun ini, Kementerian ESDM memperkirakan penghematan devisa berkat program B30 mencapai lebih dari US$ 4,8 miliar atau setara Rp 63 triliun.

Baca Juga: Februari 2020, harga indeks pasar biodiesel Rp 9.539, bioetanol Rp 10.384 per liter

Guna meningkatkan kualitas biodiesel, pemerintah terus mendorong pembangunan green refinery. Salah satunya green refinery kilang Plaju yang memiliki kapasitas sebesar 20.000 barel per hari. Kilang tersebut ditargetkan selesai dibangun pada tahun 2024 mendatang.

"Kilang ini ditujukan untuk mengolah Crude Palm Oil (CPO) dengan proses hydrorefining (H2 & katalis) untuk menghasilkan green diesel dan sebagainya," ujar Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×