Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) merupakan peluang bisnis yang harus dimanfaatkan oleh produsen dalam negeri.
Pemerintah pun telah mengeluarkan regulasi terkait infrastruktur pengisian listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang memberikan kemudahan pada investasi SPKLU.
Hal itu disampaikan Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari saat meninjau pabrik perakitan SPKLU milik PT Bambang Djaja yang berlokasi di Ngoro Industrial Park, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kemarin.
"Pemerintah memberikan dukungan bagi para pelaku usaha untuk memproduksi infrastruktur pengisian kendaraan listrik umum ini," kata Ida lewat keterangan tertulisyang diterima Kontan.co.id, Jumat (26/2).
Melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk KBLBB, pemerintah telah mengatur standard dan safety, skema bisnis/mekanisme bisnis, dan tarif SPKLU.
Baca Juga: Konsumsi listrik ditarget naik 2,5%, PLN investasikan Rp 1 triliun di wilayah Jakarta
Ida pun menyarankan agar PT Bambang Djaja segera mengurus perizinan terkait penyediaan SPKLU tersebut. "Bambang Djaja dapat segera mengurus perizinan-perizinan yang diperlukan terkait penyediaan SPKLU ini," ujar Ida.
Direktur Bambang Djaja, Daud Prasetio mengatakan, kesiapan perusahaan dalam memproduksi peralatan SPKLU yang nantinya akan dipasang di berbagai lokasi di Indonesia.
Peralatan SPKLU produksi PT Bambang Djaja telah memiliki 3 tipe soket pengisian ulang, yaitu Type-2 untuk pengisian Arus Bolak Balik, CHAdeMO untuk pengisian Arus Searah, dan CCS2 untuk pengisian kombinasi Arus Searah dan Arus Bolak Balik.
Peralatan SPKLU produksi Bambang Djaja saat ini telah siap dipasarkan. "Kami juga meminta dukungan kepada Pemerintah dalam percepatan penyediaan infrastruktur KBL BB, diantaranya dengan mendorong peningkatan ketersediaan bahan baku silicon steel dan peralatan penunjang produksi SPKLU," ujar Daud.
Sebagai informasi, Bambang Djaja, lebih dikenal sebagai B&D Transformer, adalah produsen Power, Distribution, and Instrument Transformer di Indonesia. Didirikan pada tahun 1985 di Surabaya, perusahaan terus unggul dan melengkapi dirinya dengan teknologi terbaru, permesinan, dan profesional untuk melayani permintaan transformator yang terus meningkat baik di Indonesia maupun global.
Pada tahun 2016, Bambang Djaja telah berhasil menjadi perusahaan Indonesia dengan kepemilikan saham 100% dalam negeri pertama yang pernah memproduksi Trafo Daya dengan tegangan 150 kV. Perusahaan berencana untuk terus tumbuh dengan rencana peningkatan trafo daya hingga tegangan 500 kV dan juga berpartisipasi sebagai produsen peralatan SPKLU di dalam negeri.
Selanjutnya: Menteri ESDM: Smart Grid bisa percepat elektrifikasi di wilayah 3T
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News