/2024/10/24/1563472323.jpg "Kementerian Ketenagakerjaan Pastikan Negara Hadir Kawal Kelangsungan Usaha Sritex")
Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer memastikan pemerintah siap mendukung kelangsungan usaha PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Immanuel menjelaskan, keberlangsungan usaha diperlukan uuk memberikan kepastian pada para pekerja.
"Kami ingin pengusaha tetap melakukan operasional agar kewajiban terkait kebutuhan kawan-kawan pekerja (mengenai) gaji dan sebagainya berjalan dengan baik," ujar Immanuel dalam Konferensi Pers di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Rabu (13/11).
Baca Juga: Sritex Terkendala Bahan Baku, 2.500 Karyawan Diliburkan
Immanuel menegaskan, sampai saat ini tidak ada Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh manajemen Sritex.
Ini sekaligus membantah kaba yang beredar belakangan terkait PHK massal yang terjadi.
Immanuel memastikan, koordinasi lintas kementerian dan lembaga juga akan dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Sritex Pailit, Ini Nasib Pemegang Saham SRIL Menurut Penjelasan BEI
"Pemerintah tetap akan mengupayakan dan menjalankan perintah Presiden Prabowo terkait Sritex karena ini perintah beliau langsung. Kita Kemnaker akan melakukan koordinasi dengan Menteri Perdagangan, Menteri keuangan dan Menteri BUMN," tambah Immanuel.
Komisaris Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, di tengah kendala bahan baku yang dialami Sritex, manajemen memastikan tidak ada kebijakan PHK.
"Sritex tidak melakukan PHK dalam status kepailitan ini, Tetapi Sritex telah meliburkan 2.500 karyawan akibat kekurangan bahan baku," ujar Iwan dalam kesempatan sama.
Iwan menambahkan, meskipun sebanyak 2.500 karyawan diliburkan, manajemen Sritex tetap memastikan hak-hak karyawan tetap dipenuhi.
"Jadi yang diliburkan tetap kita gaji dan kita sebenarnya mengharapkan bahwa keberlangsungan harus cepat dijalankan supaya yang diliburkan bisa bekerja lagi seperti biasa," jelas Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
