kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Pariwisata: Digitalisasi daerah wisata sudah menjadi kebutuhan hakiki


Senin, 14 Januari 2019 / 15:31 WIB
Kementerian Pariwisata: Digitalisasi daerah wisata sudah menjadi kebutuhan hakiki


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Pariwisata mencatat sebanyak 74% wisatawan mancanegara (Wisman) yang masuk ke Indonesia sangat mengandalkan internet dalam mencari daerah wisata. Untuk itu, sektor pariwisata harus menggunakan teknologi digital agar mudah dikenali Wisman.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Untuk pasar pariwisata, Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun mencapai hingga 57%.

Sementara di Tiongkok generasi milenial akan mencapai 333 juta, Filipina sebanyak 42 juta, Vietnam sebanyak 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia mencapai 82 juta. “Dari laporan TripAdvisor, Wisman yang datang itu 50% adalah milenial yang mempunyai selera dan kebiasan berwisata yang berbeda. Dan rata-rata mereka menggunakan teknologi digital,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Senin (14/1).

Ia bilang wisatawan milenial adalah pangsa pasar masa depan lantaran porsinya sekitar 7 Juta orang. Jumlah tersebut sekitar 34% dari target 20 Juta wisman di 2019. "Jadi, harus terus dioptimalkan mulai dari sekarang. Siapa yang dapat merebutnya, akan jadi pemenang, who win the future, win the game,” paparnya.

Arief melanjutkan cara paling ampuh untuk menggarap pasar tersebut dengan Regulasi dan Teknologi. Hal itu sudah terbukti, Pariwisata Indonesia tumbuh 22% di atas rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya 6,4% dan pertumbuhan di ASEAN yang mencapai 7%.

“Ketika pertumbuhan sangat tinggi itu berarti karena regulasi dan teknologi. Kenapa kita bisa tumbuh 22%? karena pasti saya menyentuh dua hal ini, dan dua hal tersebut merupakan hal yang stategis. Hampir tidak mungkin memenuhi keinginan para kaum milenial bila tidak menggunakan digital. Karena digital platform bisa mendrive baik secara sosial maupun ekonomi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×