kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   0,00   0,00%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Gapki Khawatirkan Target B50 2026 Berpotensi Terdampak Penurunan Ekspor CPO


Rabu, 13 Agustus 2025 / 05:39 WIB
Gapki Khawatirkan Target B50 2026 Berpotensi Terdampak Penurunan Ekspor CPO
ILUSTRASI. Bahan bakar B40 produksi Kilang Pertamina Internasional. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksikan ekspor minyak sawit mentah (CPO) tahun ini berpotensi turun 1,5 juta ton.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksikan ekspor minyak sawit mentah (CPO) tahun ini berpotensi turun 1,5 juta ton. 

Penurunan ini dinilai dapat memengaruhi rencana pemerintah menjalankan program mandatori biodiesel 50% (B50) pada 2026.

Ketua Umum Gapki Eddy Martono menjelaskan, subsidi untuk program B50 bersumber dari pungutan ekspor (PE) CPO. 

Dengan produksi minyak sawit yang cenderung stagnan, ia meminta pemerintah meninjau kembali penerapan kebijakan tersebut.

Baca Juga: STAA Siapkan Strategi Hadapi Kenaikan Pungutan Ekspor CPO, Fokus Efisiensi&Hilirisasi

“Kalau dengan kondisi produksi seperti saat ini akan sulit karena ekspor pun ada kecenderungan turun. Sedangkan B50 akan dibiayai dari pungutan ekspor sawit,” kata Eddy kepada Kontan, Selasa (12/8).

Data Gapki menunjukkan, produksi CPO pada 2024 mencapai 52 juta ton, dengan konsumsi domestik sebesar 23,8 juta ton atau 45,2% dari total produksi. 

Tahun ini, produksi diperkirakan mencapai 53,6 juta ton, sementara ekspor diproyeksikan turun menjadi 27,5 juta ton pada 2025.

Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pihaknya sedang menyiapkan regulasi baru agar harga bahan bakar B40, campuran 40% biodiesel dan 60% solar, lebih terjangkau.

“Lagi mencari formulasi agar perusahaan industri bisa memakai B40 dengan harga yang terjangkau,” ujar Bahlil dalam paparan kinerja semester I-2025 di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8).

Baca Juga: Pebisnis Minta Kenaikan Tarif Ekspor CPO Ditunda

Bahlil menambahkan, sesuai ketentuan yang berlaku, biodiesel terbagi menjadi biodiesel public service obligation (PSO) dan non-PSO. 

Nantinya, pelaku industri akan menggunakan B40 non-PSO dengan harga yang lebih kompetitif.

Selanjutnya: Simak Rekomendasi Saham BREN, ITMG, EXCL untuk Perdagangan Rabu (13/8)

Menarik Dibaca: Cara Mendapatkan Banyak Penonton di YouTube dari Nol hingga Ribuan View

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×