kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kementerian Perindustrian dorong industri farmasi gunakan bahan baku lokal


Kamis, 04 Juli 2019 / 05:20 WIB
Kementerian Perindustrian dorong industri farmasi gunakan bahan baku lokal


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tahun 2019, Kementerian Perindustrian (Kemprin) memproyeksikan pertumbuhan industri farmasi sebesar 9%. Kunci untuk mendorong pertumbuhan industri farmasi salah satunya dengan memperkuat sektor hulu.

"Bagaimana agar bisa meningkatkan pertumbuhan nilai tambah, baru bisa kalau hulu dan hilir dapat terkoneksi," ungkap Dirjen IKTA Kemeterian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono ketika ditemui Kontan.co.id, Selasa (2/7).

Demi memperkuat sektor hulu, Kemprin mendorong produsen obat memakai bahan baku lokal dengan merancang aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), dan penerapan yang akan dilakukan secara bertahap. TKDN ini dirasa perlu lantaran saat ini pelaku industri masih mengandalkan 90% impor bahan baku.

Menanggapi hal ini, Gabungan Pengusaha Farmasi Vincent Harijanto mengatakan, TKDN memang perlu merealisasikan aturannya jika ingin menekan impor bahan baku farmasi. " Memang ada wacana dan kajian, tapi realisasinya belum ada," kata Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi Vincent Harijanto ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/7).

Vincent menilai dengan adanya aturan TKDN yang pasti akan mendorong industri bahan baku farmasi dalam negeri ke depannya. Misalnya, tender pemerintah diikuti oleh perusahaan farmasi tetapi yang diutamakan adalah perusahaan yang memakai bahan baku dalam negeri.

Penerapan TKDN juga dapat mendorong penyerapan bahan baku lokal oleh produsen farmasi. Tidak terserapnya produksi bahan baku menjadi kekhawatiran bagi industri bahan baku farmasi lokal nantinya.

"Kita baru akan produksi 10 ton, sedangkan China atau India produksinya sudah 1.000 ton. Memangnya kita bisa bersaing? Jadi harus ada istilahnya bantuan dorongan dari pemerintah," kata Vincent lagi. Selain itu, ia menambahkan pemerintah perlu juga memikirkan insentif pajak yang diterapkan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan lahan. Vincent mencontohkan pemerintah China, India, Bangladesh yang menyediakan lahan untuk industri bahan baku farmasi. kemudahan-kemudahan seperti inilah yang sebetulnya diperlukan.

Bicara soal investasi terhadap industri bahan baku farmasi, Vincent bilang sebenarnya ada banyak yang tertarik. Hanya investor untuk saat ini lebih memilih negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Bangladesh daripada Indonesia. " Mereka tentunya bertanya dukungan apa yang bisa diberikan oleh pemerintah Indonesia," tambah Vincent.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KLBE), Vidjongtius mendorong terwujudnya industri bahan baku farmasi dalam negeri. Vidjongtius menilai, langkah tersebut sangat positif dan diharapkan industri diharapkan segera mengimplementasikan secepatnya.

" Kalbe sudah mulai dengan investasi satu pabrik di Cikarang untuk memproduksi satu bahan baku obat biologi mulai akhir tahun 2019 ini," kata Vidjongtius ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×