kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementerian PUPR: Empat bendungan ditargetkan selesai akhir Desember 2020


Sabtu, 17 Oktober 2020 / 19:50 WIB
Kementerian PUPR: Empat bendungan ditargetkan selesai akhir Desember 2020
ILUSTRASI. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka meningkatkan volume tampungan air di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air mentargetkan penyelesaian 4 bendungan baru di sejumlah provinsi untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional.  

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun m³/tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar m3/tahun dimana yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar m³/tahun untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.

“Namun dengan potensi tersebut, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air baru. Dengan begitu pada musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Itulah gunanya  bendungan dan embung/setu untuk menambah tampungan air,” kata Menteri Basuki.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengungkapkan empat bendungan yang merupakan Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintah yang akan rampung pada akhir Desember 2020. "Melalui percepatan pelaksanaan pekerjaan, empat bendungan yang akan selesai tersebut adalah Bendungan Tapin, Tukul, Napun Gete, dan Passeloreng," kata Jarot. 

Menurut Jarot penyelesaian pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya struktural dalam pengelolaan air dan pengurangan risiko banjir, disamping adanya upaya non struktural/non fisik seperti sinergi antar Kementerian/Lembaga dan komunitas peduli sungai, penghijauan kawasan hulu sungai serta edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. 

Bendungan pertama yang telah rampung  100 % konstruksinya, yakni Bendungan Paselloreng dengan luas genangan 1.892 hektare dan kapasitas tampung 138 juta m³ untuk mengairi 8.510 hektare sawah. Pembangunannya dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya – PT. Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan biaya konstruksi Rp 753,4 miliar. 

Baca Juga: Hadapi musim hujan 2020-2021, Kementerian PUPR siapkan infrastruktur sumber daya air

Bendungan lainnya yang juga akan rampung pada Desember 2020 berada di Provinsi Jawa Timur yakni, Bendungan Tukul dengan daya tampung 8.68  juta m³ diproyeksikan untuk untuk mensuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik. Pembangunan bendungan Tukul dimulai sejak 2013 dengan kontraktor PT. Brantas Abipraya dan biaya konstruksi sebesar Rp 904 miliar. 

Bendungan lainnya yang ditargetkan akan selesai pada Desember 2020 adalah Bendungan Tapin di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memiliki kapasitas tampung 56,77 m³. Layanan irigasi yang diberikan utamanya di Kabupaten Tapin sebesar 5.472 hektar. 

Terakhir adalah Bendungan Napun Gete yang berada di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rencananya sudah dapat dilakukan pengisian air (impounding) pada Desember 2020. Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mengurangi kerentanan ekonomi akibat kelangkaan air.

Bendungan Napun Gete memiliki kapasitas tampung 11,22 juta m³ dengan luas genangan 99,78 hektare (Ha). Menurut Menteri Basuki, keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dari Rotiklot  di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta m³ dan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta m³. 

Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m³/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.  Pembangunan Napun Gete menggunakan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero).

Selanjutnya: Adhi Karya (ADHI) bersiap ikuti lelang tender pemerintah tahun anggaran 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×