Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) segera menerapkan modernisasi atau mekanisasi pertanian. Setelahnya, Kemtan akan mendorong hilirisasi pertanian berupa pengolahan produk turunan.
Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian menjelaskan, Indonesia sudah saatnya melakukan modernisasi pertanian. Apabila usaha tani dilakukan secara full mekanisasi, akan ada efisiensi waktu, biaya dan tenaga. Hitungan Kemtan, biaya input akan hemat 30% sampai 40%, lalu produktifitas dapat ditingkatkan 10% sampai 20%.
Sehingga akhirnya, pendapatan petani akan naik. Selain itu ada proses transformasi sosial ekonomi di pedesaan, meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan daya saingnya.
"Kami secara intensif dan masih hilirisasi produk pertanian. Kedepan tidak dipasarkan dalam bentuk produk segar. Tapi diolah menjadi berbagai jenis produk turunan dan produk akhir yang bernilai ekonomi," terang Amran pada Rabu (3/6).
Salah satu modernisasi pertanian yang dimaksud adalah penggunaan alat pengeringan pada saat pasca panen atau drayer di seluruh Indonesia.
Amran melanjutkan, jika dilaksanakan, petani akan mendapat keuntungan hingga 500% dari perolehan saat ini.
Arah untuk pengelolaan ini, Kemtan akan mengusulkan kepada Presiden untuk penambahan APBN menjadi Rp 45 triliun. Sebelumnya, pagu untuk Kementan dalam APBN dan APBNP sebesar Rp 30,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
