kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepanikan masyarakat bisa picu bahan pokok naik


Rabu, 10 Juli 2013 / 12:42 WIB
Kepanikan masyarakat bisa picu bahan pokok naik
ILUSTRASI. Pasien Covid-19 tiba untuk menjalani isolasi di Hotel Singgah Covid-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (31/1/2022). Kenali tanda klinis gejala ringan hingga berat. ANTARA FOTO/Fauzan.


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan, stok bahan pangan di Indonesia menjelang hari raya Lebaran dalam keadaan aman, kecuali cabai dan bawang. Namun, kenaikan bahan pangan dapat terjadi karena beberapa hal.

"Rapat terakhir pada 4 Juli kemarin dengan pelaku usaha dan asosiasi. Dari laporan mereka, harga cabai dan bawang naik, di luar komoditas itu aman," jelas Suswono, Menteri Pertanian kepada wartawan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Rabu (10/7).

Suswono mengatakan, harga cabai dan bawang naik dikarenakan masa panen mundur akibat anomali cuaca. Untuk itu, Kementerian Pertanian sudah memberikan izin impor kepada beberapa perusahaan untuk segera merealisasikannya.

Dia menambahkan, penyebab harga pangan naik saat ini adalah kepanikan masyarakat terhadap pasokannya, sehingga membeli bahan pangan dalam jumlah banyak. Selain itu juga dipicu oleh adanya ulah spekulan yang memainkan harga kebutuhan pokok.

"Makanya, kalau masyarakat tidak panik, yang memicu (naik harga) bisa jadi aksi spekulan," terang Suswono. Itu sebabnya, menteri dari kader Partai Keadilan Sejahtera itu meminta agar pihak kepolisian menindak aksi spekulan tersebut yang merugikan masyarakat luas.

Suswono pun mengaku kerap melakukan pendekatan terhadap para pengusaha bahan pangan. Dia bilang, dirinya meminta agar pengusaha menaikkan harga secara wajar dalam etika bisnis. "Kami selalu imbau pengusaha agar naikkan harga secara wajar," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×