Reporter: Yura Syahrul, Maria Elga Ratri, Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Kaum ibu rumah tangga boleh sedikit lega. Meski harga bahan pokok terus naik menjelang Ramadhan, harga daging sapi di pasar tradisional berpotensi turun. Pasalnya, Perum Bulog akan mengguyur pasar dengan daging sapi impor sebanyak 1.000 ton. Diharapkan daging-daging sapi impor ini akan masuk pada akhir Juli ini. Bulog sendiri mendapatkan jatah impor daging sapi sebanyak 3.000 ton sampai akhir tahun.
Bubun Subroto, Kepala Divisi Perdagangan Bulog mengatakan, Perum Bulog sudah mendapatkan Surat Perizinan Impor (SPI) dari Kementrian Perdagangan dan juga Rekomendasi Persetujuan Pemasukan (RPP) dari Kementerian Pertanian.
Hanya, saat ini, Perum Bulog baru dalam tahap negosiasi kontrak pembelian daging sapi tersebut. Karena itu, daging yang berasal dari Australia tersebut belum bisa tiba di awal Ramadhan ini.
Namun, dalam pemasarannya, Bulog tidak sendiri tetapi dibantu oleh perusahaan distributor daging sapi. Alasannya, Perum Bulog masih belum memiliki kapasitas gudang pendingin (cold storage) yang cukup. Kapasitas gudang pendingin milik Bulog hanya 400 ton.
Sayang Bubun tidak menyebutkan nama-nama distributor daging dan berapa margin yang didapat dengan kerja sama tersebut. Meski dibantu oleh pihak ketiga, Bubun masih optimis harga daging sapi di pasar tradisional tidak akan lebih dari Rp 90.000 per kg. Bahkan, menurut Bubun, pelan-pelan harga tersebut bisa turun ke angka Rp 85.000 per kg. "Kalau sekarang harga tinggi karena Bulog belum masuk," katanya Jumat (5/7).
Sesuai kesepakatan, Bubun bilang daging sapi tersebut untuk pasar tradisional. Tetapi bagi wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh distributor, Bulog akan mamasarkannya lewat Bulog Mart. Bulog masih merahasiakan, berapa besar harga yang dibanderol untuk daging Bulog tiap kilogramnya.
Robert Hertawan, Wakil Sekjen Asosiasi Industri Distributor Daging Indonesia (AIDDI) memperkirakan, bila Bulog tidak dapat segera merealisasikan impor daging sapi maka harga daging sapi di saat Ramadhan akan terus terkerek. "Ini sudah mendekati masa munggah Ramadhan, tetapi harga masih tetap tinggi," kata Robert.
Intervensi Pasar
Suswono, Menteri Pertanian mengatakan banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga daging. Selain menambah pasokan lewat impor Bulog, Suswono bilang pemerintah juga akan melakukan intervensi harga. Caranya pemerintah daerah akan memberikan subsidi langsung kepada konsumen. "Intervensi pemerintah sudah dilakukan mulai dari pemantauan, operasi pasar hingga pasar murah," kata Suswono.
Syukur Iwantoro, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kemtan bilang pemberian subsidi langsung tergantung dari pemerintah daerah masing-masing. Ia mencontohkan untuk wilayah DKI Jakarta, akan memberikan subsidi sebesar Rp 20.000 per kilogram. "Jadi kalau harganya Rp 90.000 per kilogram, akan dijual Rp 70.000 saja," katanya. Selisihnya itu akan diambilkan dari Anggaran Pemerintah Belanja Daerah (APBD). Selain di DKI Jakarta dan Jawa Barat, wilayah lain yang sudah siap memberikan subsidi langsung adalah pemerintah provinsi Jawa Timur. "Untuk teknisnya, tanyakan ke masing-masing wilayah," kata dia.
Johny Liano, Ketua Asosiasi Produsen Daging & Feedlot Indonesia (Apfindo) bilang anggota-anggotanya sudah menyiapkan sapi potong sebanyak 109.000 ekor untuk memenuhi kebutuhan daging selama Ramadhan dan lebaran. Sebanyak 99.000 ekor adalah sapi eks impor dan 10.000 ekor sapi lokal. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
