Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerjasama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM dengan produsen aluminium premium terbesar di dunia, Emirate Global Aluminium (EGA) terkendala masalah tingginya biaya listrik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto disela-sela acara the World Government Summit 2025 di Dubai, Rabu (12/2) telah menerima CEO Emirate Global Aluminium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban.
Adapun, pertemuan ini membahas lebih detail terkait kelanjutan rencana kerja sama EGA untuk mendukung pengembangan produksi aluminium, melalui pengembangan Smelter yang mengolah bauksit di Indonesia.
Abdulnasser menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu pemain utama di industri aluminium, namun demikian perlu pembahasan lebih lanjut untuk memetakan proyek-proyek yang dapat dikerjasamakan.
Baca Juga: Menko Airlangga Bertemu CEO EGA, Bahas Kerjasama Produksi Aluminium di Indonesia
“Indonesia adalah negara potensial di sektor aluminium, oleh karena itu perlu terus dilakukan feasibility study guna mengukur efisiensi produk Aluminium Indonesia” ungkap Abdulnasser dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/02).
Asal tahu saja, EGA saat ini memiliki smelter aluminium di Dubai dan Abu Dhabi, dan merupakan perusahaan industri terbesar di Persatuan Emirat Arab (PEA) di luar sektor minyak dan gas.
Sebelumnya, tepatnya pada 31 Maret 2022, INALUM dan EGA telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama strategis untuk mendorong ekspansi produksi dan sekaligus mendorong hilirisasi industri aluminium yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk Indonesia.
Lebih detail, Abdulnasser juga menyatakan EGA telah menyepakati kerja sama dengan INALUM untuk memperluas Smelter di utara Sumatera hingga 400.000 Ton/tahun.
Namun proyek kerja sama tersebut masih belum dapat terealisasi karena faktor tingginya biaya listrik dan pasokan listrik rendah karbon, yang digunakan untuk memproduksi aluminium hijau.
Menanggapi hal tersebut, Airlangga mengungkapkan akan berkoordinasi dengan Inalum untuk menindaklanjuti kerja sama yang sebelumnya sudah disepakati.
Selain itu dia juga menyampaikan bahwa stakeholder terkait juga perlu dilibatkan untuk percepatan implementasi komitmen kerja sama.
“Kerja sama perlu dilakukan dengan pihak lain seperti PLN untuk mengembangkan tenaga listrik rendah karbon guna memenuhi pasokan listrik yang mencukupi untuk produksi aluminium” ujarnya.
Airlangga menegaskan bahwa kerja sama ini harus memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia dan melibatkan sektor swasta di Indonesia.
“Perlu dipastikan bahwa kerja sama sektor aluminium ini memiliki dampak ekonomi yang besar terutama dalam penciptaan lapangan kerja," katanya.
Baca Juga: Bukit Asam Gandeng CATL Menggarap Grafit Sintetis
Selanjutnya: Resmi OJK, Ini Update Pindar Bermasalah 2024, Cek Daftar Pinjol Legal & Berizin 2025
Menarik Dibaca: Harga Emas Memantul Naik, Perang Tarif Masih Memicu Minat Safe Haven
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News