kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerugian DOID meningkat 57%


Senin, 18 November 2013 / 14:14 WIB
Kerugian DOID meningkat 57%
ILUSTRASI. Cermati Rekomendasi Saham PWON, FILM, dan TBIG untuk Perdagangan Hari Ini (6/7)


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perusahan jasa pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), membukukan pendapatan sebesar US$ 540,57 juta hingga kuartal III-2013, atau turun 14% dari pendapatan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 627,63 juta.

Akibatnya, hingga kuartal III-2013 ini, DOID mencatat rugi bersih sebesar US$ 13,33 juta atau meningkat 57% dari rugi bersih pada periode yang sama tahun 2012 yang sebesar US$ 8,34 juta. Sekretaris Perusahan DOID, Errinto Pardede mengatakan, peningkatan rugi bersih yang dialami oleh perusahaan itu terutama lantaran adanya rugi selisih kurs dari aset perusahan berupa klaim pajak.

"Ada forex loss dari asset kami berupa claim for taxes," ujar Errinto kepada KONTAN, Minggu (17/11).

Dalam laporan keuangan DOID, rugi selisih kurs perusahaan itu meningkat hingga 223% dari US$ 11,32 juta pada periode Januari-September tahun 2012 menjadi US$ 36,52 juta pada periode yang sama tahun 2013.

Selain itu, hingga kuartal III-2013, produksi batubara milik klien juga turun tipis 2% dari 25 juta ton pada periode Januari-September 2012 menjadi 24,5 juta ton. Sementara, volume pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) hingga kuartal III-2013 turun 14% menjadi 228 juta bank cubic meter (bcm) dari overburden removal pada periode yang sama tahun 2012 yang mencapai 264,3 bcm.

Dengan begitu, rasio pengupasan lapisan penutup (striiping ratio) DOID turun dari 10,6 kali pada periode Januari-September 2012 menjadi 9,3 kali pada periode yang sama tahun 2013. Meskipun kinerja perusahaan sedang loyo, namun klien DOID masih setia memakai jasanya.

Buktinya, anak usaha DOID, yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mendapatkan perpanjangan kontrak jasa pertambangan dari PT Kaltim Prima Coal untuk operasi di Bengalon. Kata Errinto, saat ini, baru KPC yang memperpanjang kontraknya.

Sedangkan klien lain, seperti Adaro Indonesia yang kontraknya berakhir Desember 2013 masih tahap negosiasi. Klien DOID lainnya adalah Berau Coal, Kideco Jaya Agung, dan Gunung Bayan Pratamacoal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×