kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.459   -20,51   -0,27%
  • KOMPAS100 1.152   -2,26   -0,20%
  • LQ45 913   -0,12   -0,01%
  • ISSI 225   -1,14   -0,50%
  • IDX30 471   0,63   0,13%
  • IDXHIDIV20 569   1,42   0,25%
  • IDX80 132   -0,08   -0,06%
  • IDXV30 140   0,66   0,47%
  • IDXQ30 157   0,26   0,16%

Kerugian Maskapai Penerbangan Dalam Negeri Membengkak


Minggu, 03 November 2024 / 15:51 WIB
Kerugian Maskapai Penerbangan Dalam Negeri Membengkak
ILUSTRASI. Petugas mengarahkan pesawat yang membawa jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama debarkasi medan untuk parkirsaat tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (24/6/2024).Pengamat menilai kerugian yang membengkak pada beberapa maskapai penerbangan dalam negeri disebabkan oleh banyak hal.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat penerbangan Alvin Lie menyatakan bahwa kerugian yang membengkak dan membelit beberapa maskapai penerbangan dalam negeri disebabkan oleh banyak hal. 

Alvin memaparkan bahwa periode kuartal III biasanya juga diketahui sebagai masa low season masa penerbangan atau trafik rendah. Pada periode ini, juga tidak ada libur panjang dan libur sekolah. 

"Selain beberapa faktor lain, pada periode kuartal III di Indonesia memang biasanya low season. Tidak ada libur panjang dan libur sekolah. Jumlah traffic selalu rendah," jelas Alvin saat dihubungi oleh Kontan, Minggu (3/11). 

Baca Juga: Resmi! Garuda Indonesia Kembali Beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma

Alvin lebih jauh menjabarkan bahwa kerugian yang membelit maskapai penerbangan juga masih disebabkan oleh fixed cost yang tidak dapat diturunkan, sedangkan penghasilan yang diterima tidak menutupi biaya operasional. 

Alvin juga memaparkan bahwa ketiadaan revisi Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) sejak 2019 turut menyumbang beban yang bertambah bagi maskapai pesawat penerbangan. 

"Hal tersebut yang pada akhirnya berdampak pada kinerja keuangan," ujarnya. 

Senada, Indonesia National Air Carriers Association (INACA) juga menyebutkan beberapa penyebab kerugian yang dialami oleh maskapai penerbangan dalam negeri. 

"Simpelnya, pendapatan tidak menutupi biaya dan pengeluaran. Kalau mau, pemerintah naikkan tarif batas atas (TBA). Kerugian yang mendera maskapai penerbangan akan berdampak turunnya permintaan (demand) yang mempengaruhi load factor," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) INACA Bayu Sutanto.

Dia melanjutkan, untuk mempertahankan bisnis para maskapai penerbangan memilih untuk terbang di rute-rute yang biayanya dapat ditanggung. Tak hanya itu, maskapai penerbangan juga melakukan ekspansi ke rute-rute luar negeri. 

Baca Juga: Airbus Kirim Jet Lorong Tunggal A321XLR Pertama ke Spanyol

Selanjutnya: Pajak Minimum Global Berlaku pada 2025, Menteri Rosan Minta Investor Tak Perlu Risau

Menarik Dibaca: Ini Cara Menghilangkan Noda Darah dari Pakaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×