kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.792.000   16.000   0,90%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Ketua JAPPDI Sebut Pasokan Daging Lebaran Aman Meski Harga Tidak Bersahabat


Selasa, 25 Maret 2025 / 15:39 WIB
Ketua JAPPDI Sebut Pasokan Daging Lebaran Aman Meski Harga Tidak Bersahabat
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/sgd/Spt. Ketua Jaringan Pemotong dan Pengusaha Daging Indonesia (JAPPDI), Asnawi mengatakan bahwa stok daging aman di pasaran hingga lebaran 2025. ?


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA Ketua Jaringan Pemotong dan Pengusaha Daging Indonesia (JAPPDI), Asnawi mengatakan bahwa stok daging aman di pasaran hingga lebaran 2025. 

Hanya saja, harga daging dianggap tak bersahabat sebab mengalami kenaikan yang lumayan tinggi, yakni 11-13% dari harga sebelum Ramadan.

"Cuman persoalannya, harga, yang posisinya tidak bersahabat. Saya melihat itu hal yang wajar, karena berbicara supply demand. Nah, kenaikan itu terjadi kurang lebih 11-13%," beber Asnawi kepada Kontan, Selasa (25/3).

Harga eceran daging sapi impor mulanya sebelum ramadan dijual Rp 130 ribu per Kg, sekarang menjadi Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu per Kg.

Baca Juga: Amankan Stok, Bapanas: 100.000 Ton Daging Kerbau Impor akan Segera Masuk Indonesia

Kemudian harga daging kerbau impor, mulanya Rp 120 ribu per Kg, sekarang menjadi Rp 140 ribu per Kg.

Ada pun untuk daging sapi segar, mulanya dijual Rp 135 ribu per Kg, sekarang menjadi Rp 150 ribu sampai Rp 160 ribu per Kg.

Lebih lanjut, Asnawi juga mengeluhkan mengenai daya beli masyarakat yang dianggap melemah beberapa waktu terakhir.

Asnawi mengatakan bahwa banyak masyarakat yang mulanya bisa membeli sampai 4 Kg daging, sekarang hanya 1 sampai 1,5 kilo sekali beli.

"Oleh karena itu saya melihat saat ini daya beli masyarakat itu lemah. Semangat beli ada, tetapi mereka berpikir," imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa memang terjadi penurunan daya beli daging di sisi volume pada masyarakat, yang mencapai kisaran 50-55%.

Baca Juga: Sri Mulyani Alokasikan Rp 16,6 Triliun ke Bulog untuk Jaga Stok Pangan

Selanjutnya: Bank Mandiri (BMRI) Umumkan akan Membagikan Dividen Rp 43,5 Triliun

Menarik Dibaca: Semarang Hujan Pukul 1 Siang, Ini Prakiraan Cuaca Besok (26/3) di Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×