Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,2 triliun di 2017. Jumlah capex sebesar itu lebih besar dari tahun ini yang sebesar Rp 1 triliun. Capex tersebut akan dianggarkan untuk melanjutkan empat pabrik yang belum selesai. Antara lain, pabrik obat di Jalan Raya Banjaran, Kabupaten Bandung.
Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman mengatakan, pembangunan ini ditujukan untuk menambah kapasitas menjadi empat kali lipat dari sekarang. Kemudian, untuk pabrik bahan baku obat. Pembangunan pabrik ini diperkirakan akan memakan waktu selama delapan bulan dan selesai tahun depan.
Jenis bahan baku yang akan diproduksi berjumlah delapan jenis, yaitu tiga untuk sakit mag, tiga untuk kolesterol, satu untuk tekanan darah tinggi serta satu untuk penyakit nyeri hati. Produksi delapan bahan baku obat tersebut untuk memenuhi kebutuhan seluruh industri farmasi Indonesia dan jika ada kelebihan, untuk pasar ekspor.
Perusahaan juga berencana membangun pabrik rapid test pertama di Indonesia. Juga, pabrik garam tahap kedua. "Untuk pabrik garam tahap pertama akan diresmikan tahun ini sekaligus peletakan batu pertama untuk pabrik garam tahap kedua," ujar Rusdi, Kamis (3/11).
Rusdi mengatakan, pihaknya membutuhkan tambahan Rp 800 miliar untuk capex tahun depan dengan berbagai rencana tersebut. Rencananya, sumber dana akan diperoleh dari penawaran saham baru (right issue). Perusahaan berencana akan melepas sahamnya ke publik sebesar 20%. Opsi lain, perusahaan akan menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN).
Penjualan 2017
Sementara itu, Kimia Farma menargetkan penjualan tahun depan berkisar Rp 7 triliun. Nilai tersebut naik dibandingkan perkiraan realisasi tahun ini yang sekitar Rp 6,2 triliun. "Sehingga rata-rata penjualan tumbuh 14%-16%. Target tersebut merupakan target konservatif," ujar Rusdi.
Penjualan tahun ini antara lain ditopang oleh penambahan jumlah apotek sekitar 130, klinik kesehatan serta penjualan dari sektor pemerintah. Adapun laba perusahaan tahun ini ditargetkan bisa berkisar Rp 350 miliar. "Laba tahun depan kami optimistis akan lebih bagus dari tahun ini," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News