Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja ekspor tanaman pangan pada Januari melempem. Volume ekspor tanaman pangan turun hingga 61,3% dibandingkan Januari 2013. Penyebabnya, ekspor beras premium terganjal persoalan produksi.
Sebagaimana yang terjadi saat ini, selama dua bulan terakhir stock beras nasional menipis. Kondisi ini terjadi karena musim tanam yang mundur dari yang seharusnya Oktober menjadi Desember.
Menutup produksi padi tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 70,8 juta ton gabah kering giling (GKG) dari 71,2 juta ton GKG tahun 2013.
Akibatnya ekspor beras juga menurun. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian mencatat volume eksporĀ tanaman pangan pada Januari 2015 turun 61,3% menjadi 24.220 ton dari Januari tahun 2014 sebesar 62.304 ton.
Yusni Emilia Harahap, Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kemtan menuturkan, selama ini beras yang diekspor adalah jenis beras premium. Sehingga penanganannya juga khusus.
Menurutnya wajar jika terjadi penurunan diawal tahun dengan kondisi masa tanam yang mundur.
"Beras yang diekspor adalah beras organik, beras ketan hitam dan beras premium yang butuh penanganan khusus. Wajar jika awal tahun turun volume ekspornya nanti akan kembali membaik setelah panen Maret ini," kata Emilia.
Untuk diketahui, jenis beras premium dan beras unggul lokal memiliki karakteristik cita rasa dan aroma khusus. Negara tujuan ekspor antara lain: Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Swiss, Italia, Singapura. Kemtan mencatat ada 12 perusahaan eksportir beras jenis organik, beras ketan hitam dan beras premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News