Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten manufaktur dan perdagangan perhiasan, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) optimistis dapat mencapai target bisnis yang dibidik di sepanjang 2022. Pihaknya menyatakan bahwa kinerja sampai akhir tahun 2022 masih sejalan dengan proyeksi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sekedar gambaran, untuk tahun 2022 HRTA menargetkan penjualan sebesar Rp 6,8 triliun dan laba bersih mencapai Rp 250 miliar.
Director of Investor Relations Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda menuturkan, optimisme perseroan ditopang oleh beberapa katalis positif. Pertama, keberhasilan strategi perusahaan untuk mengembangkan toko milik sendiri.
Sepanjang tahun 2022, pihaknya tercatat membuka 10 toko baru. Walhasil, sampai akhir tahun lalu HRTA mengoperasikan sebanyak 78 jaringan toko yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Siapkan Capex Rp 15 Miliar, Hartadinata Abadi (HRTA) Akan Buka 15 Toko Baru Tahun Ini
Kedua, strategi melalui aliansi strategis. Thendra menyebutkan bahwa di sepanjang tahun lalu pihaknya banyak melakukan kerja sama, baik ke instansi keuangan maupun platform digital hingga jaringan ritel yang ada di Indonesia.
"Di tahun 2022 kami sudah bekerjasama dengan Bank Syariah Indonesia melalui produk cicilan mas, dan BJB Syariah serta PT Taspen. Itu strategi utama yang mendorong dari sisi penjualan kami di tahun 2022 bisa tercapai," ungkap Thendra, kepada Kontan.co.id pada Selasa (10/1).
Dari sisi kontribusi penjualan, memang penjualan melalui grosir untuk masih mendominasi, berkisar 90% terhadap total pendapatan konsolidasi perseroan. Barulah 10% sisanya dikontribusi dari pendapatan aliansi strategis serta dari penjualan toko sendiri.
Hingga September 2022, HRTA tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 5,10 triliun. Angka itu lebih tinggi 30,67% dibandingkan penjualan neto pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 3,90 triliun.
Baca Juga: Ini Hasil Kegiatan Eksplorasi Vale Indonesia (INCO) di Desember 2022
Penjualan neto HRTA masih didominasi oleh penjualan grosir yang mencapai 90,87% atau setara Rp 4,63 triliun. Lalu disusul oleh penjualan toko sebesar Rp 400 miliar, pendapatan imbalan waralaba Rp 11,33 miliar, dan bunga pinjaman dan administrasi dari usaha gadai Rp 55,28 miliar.
Dari sisi bottom line, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 206,78 miliar hingga akhir September 2022. Jumlah ini lebih tinggi dari semula Rp 152,45 miliar pada akhir September 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News