kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Kinerja Pertamina kuartal III 2015 mengecewakan


Kamis, 22 Oktober 2015 / 15:51 WIB
Kinerja Pertamina kuartal III 2015 mengecewakan


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kinerja PT Pertamina hingga Kuartal III 2015 tahun ini mengecewakan.

Ini terlihat dari perolehan laba bersih perusahaan minyak pelat merah tersebut yang justru mengalami penurunan laba bersih sebesar 47,16% di akhir kuartal III 2015.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/10), perolehan laba bersih PT Pertamina khusus untuk periode kuartal III 2015 sebesar US$ 340 juta.

Jumlah ini menurun menurun dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 540 juta.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan penurunan ini tak lepas dari kondisi ekonomi Indonesia yang belum pulih dan harga minyak dunia yang masih berada di angka US$ 50 per barel.

“Berbeda dari perhitungan kami semula. Tentu ini mempengaruhi pencapaian yang berhasil kami peroleh saat ini,” kata Dwi.

Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk tersebut menambahkan laba perseroan juga menurun tajam dibandingkan periode yang pada sama tahun lalu sebesar US$ 590 juta.

"Bukan hanya Pertamina, tapi juga pemain-pemain lain juga ikut turun," ujar Dwi.

Penjelasan Dwi diperkuat oleh Arif Budiman, Direktur Keuangan PT Pertamina.

Arif bilang sejak Januari hingga September 2015 laba bersih Pertamina mencapai US$ 914 juta.

Jumlah ini turun 47,16% dibandingkan Januari-September 2014 dimana laba bersih Pertamina masih mencapai US$, 1,73 miliar.

"Memang ini akibat harga minyak dunia turun sangat jauh. Kalau di RKP kita pada awalnya US$ 60 per barel, tapi realisasi ternyata US$ 50 per barel. Kami juga mengalami dampak dari kurs Rupiah kita terhadap Dolar AS. Tekanan ini luar biasa," kata Arif dalam kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×