Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut kinerja sektor ritel modern melesu di kuartal II-2023. Pertumbuhan di kuartal II tercatat sebesar 1,2% sedangkan angka pertumbuhan di kuartal I masih mencapai 2,6%.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey memaparkan, lesunya pertumbuhan ritel modern di kuartal II juga terjadi karena pengeluaran masyarakat lebih difokuskan pada sektor pendidikan. Maklumlah, periode tersebut bertepatan juga dengan tahun ajaran baru.
“Pengeluaran masyarakat lebih banyak condong sekarang selain saving sama pendidikan. Kebetulan kuartal kedua musim masuk sekolah,” ungkap Roy, Jumat (18/8).
Baca Juga: Pertumbuhan Ritel Nasional Lesu di Semester I, Begini Kata Aprindo
Selain itu, faktor ketidakpastian kondisi global juga membuat masyarakat cenderung menahan belanja di sektor ritel. Begitu juga kondisinya menjelang tahun politik.
Lebih lanjut Roy mengatakan, pergeseran perilaku konsumen juga menjadi faktor yang tak terelakkan. Pasalnya, perubahan yang terjadi di masyarakat tersebut kerap tak diikuti dengan adaptasi para peritel.
“Kekinian itu menjadi hal penting, mengadopsi teknologi, bagaimana penjualan tidak hanya di toko tapi di berbagai cara, e-katalog, sosmed, whatsapp marketing,” sebut dia.
Baca Juga: Wajah Ekonomi Kerakyatan di Warung
Di sisi lain, Aprindo pun melihat mulai adanya peralihan belanja konsumen dari ritel modern ke ritel tradisional. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi ritel tradisional yang cukup baik dengan pertumbuhan 4,5% secara year to date (YtD) Juni 2023.
Adapun, secara keseluruhan, industri ritel nasional bertumbuh sebesar 3,2% di semester I-2023. Beberapa daerah mengalami pertumbuhan di atas rata-rata nasional. Seperti Jakarta misalnya yang tumbuh 7,8%. Lalu ada Bali dan Nusa Tenggara 15%, dan Jawa Tengah 4,8%.
Namun, ada juga daerah-daerah yang pertumbuhannya stagnan dan masih berada di bawah rata-rata nasional. Di antaranya, Kalimantan tumbuh 2,4%, Jawa Barat tumbuh 0,9%, serta Sumatra Utara dan Aceh 0,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News